medium_angel-investor-vs-crowdfunding.jpeg

small_angel-investor-vs-crowdfunding.jpeg

thumbnail_angel-investor-vs-crowdfunding.jpeg

angel-investor-vs-crowdfunding.jpeg

Meningkatkan modal adalah salah satu tantangan terbesar yang dapat dihadapi oleh setiap startup ataupun pelaku <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/tantangan-yang-sering-dialami-umkm/" data-type="post" data-id="8499" target="_blank" rel="noreferrer noopener">usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)</a>.



Namun, untungnya para wirausahawan ini sekarang memiliki lebih dari satu pilihan untuk mendapatkan dana yang mereka butuhkan. 



<a rel="noreferrer noopener" href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/" data-type="URL" data-id="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/" target="_blank">Alternatif pendanaan</a> yang seringkali dipilih sekarang ini oleh startup ataupun pelaku usaha pemula seperti UKM adalah angel investor dan crowdfunding. Pada dasarnya, kedua jenis pendanaan ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut pembahasannya!



<a href="https://amartha.com/blog/work-smart/wow-umkm-indonesia-banyak-dapat-modal-usaha-dari-fintech-p2p-lending/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Wow, UMKM Indonesia Banyak Dapat Modal Usaha dari Fintech P2P Lending</a>



<h2>Angel Investor</h2>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/05/angel-investor.png"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/angel_investor_1024x536_3d44d5550e.png" alt="" class="wp-image-12081"/></figure></div>



Angel investor biasanya merupakan individu dari berbagai profesi seperti dokter, pengacara, pengusaha yang ingin menginvestasikan uangnya ke startup atau pelaku UKM yang membutuhkan suntikan dana. Angel investor ini umumnya memberikan pendanaan dengan imbalan saham ekuitas pada perusahaan.



Ide dari angel investor ini adalah ketika startup atau pelaku UKM yang diberikan dana ini telah menghasilkan keuntungan, maka mereka dapat menjual sahamnya untuk mencetak profit. 



Pada umumnya, angel investor bisa beroperasi secara mandiri atau sebagai bagian dari grup investasi yang lebih besar. Karena itu, tidak jarang bahwa pendanaannya bisa mencapai $ 25.000 hingga $ 100.000.



<h3>Kelebihan:</h3>



1. Dana dari Angel Investor Bukan Pinjaman



Biasanya, mengambil pinjaman usaha adalah salah satu cara terbaik untuk permodalan bagi startup atau pelaku UKM. Jika mengambil pinjaman, ada kewajiban untuk membayarnya kembali. 



Di sisi lainnya, dana yang diberikan angel investor bukanlah pinjaman, mereka mengandalkan peningkatan value dari bisnis yang didanai tersebut untuk mencetak profit.



2. Angel Investor Bisa Memberikan Lebih dari Sekadar Uang



Angel investor sering kali adalah pemilik bisnis yang mapan dan mereka memiliki pengalaman bertahun-tahun bekerja dengan startup atau pelaku UKM. 



Selain memberikan dukungan finansial yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, angel investor akan sering berbagi keahlian mereka, yang dapat sangat berharga bagi kesuksesan bisnis jangka panjang.



3. Angel Investor Merupakan Risk-Takers



Terkadang, tidak jarang sebagian besar bisnis startup atau UKM mengalami kegagalan. Karena itu, mendanai hal semacam ini berisiko tinggi. Tanpa rekam jejak yang solid, mendapatkan pinjaman bank atau mendapatkan pendanaan melalui venture capital terbilang mustahil. 



Di sisi lainnya, angel investor memahami risiko tersebut, namun mereka biasanya lebih berani mempertaruhkan uangnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis startup atau UKM.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/kelola-startup-ini-sumber-dana-startup-yang-wajib-kamu-tahu/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Kelola Startup? Ini Sumber Dana Startup yang Wajib Kamu Tahu</a>



<h3>Kekurangan:</h3>



1. Mungkin Lebih Banyak Tekanan untuk Sukses



Pada dasarnya, keinginan untuk membantu bisnis baru berhasil berperan dalam keputusan pendanaan oleh angel investor. Namun, itu bukan satu-satunya motivasi mereka. 



Perlu kamu tahu, mereka juga ingin melihat investasi yang dikeluarkan dapat terbayarkan. Hal ini tentunya bisa menambahkan tekanan bagi startup atau pelaku UKM untuk sukses dengan cepat.



2. Angel Investor Biasanya Tidak Pasif dalam Kegiatan Bisnis yang Didanai



Seperti yang disebutkan sebelumnya, angel investor menerima sejumlah saham sebagai imbalan untuk pendanaannya. Karena itu, kamu tidak hanya menyerahkan persentase tertentu dari keuntungan bisnis di masa depan, tetapi juga bisa mengorbankan sejumlah kontrol terkait pengambilan keputusan. Itu bisa menjadi masalah jika konflik muncul seputar peran angel investor dalam operasional bisnis.



<h2>Crowdfunding</h2>



<div class="wp-block-image"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/image_13_946801ce62.png" alt="" class="wp-image-12025"/></figure></div>



<a href="https://amartha.com" data-type="post" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Crowdfunding</a> atau urun dana adalah suatu metode dalam menghasilkan modal dengan cara penggalangan dana untuk suatu kegiatan bisnis melalui sebuah website khusus. Crowfunding terdiri dari tiga komponen penggerak, yaitu pemilik proyek, lembaga atau operator crowdfunding (website online atau media sosial), dan donatur.



Crowdfunding dalam pembiayaan suatu bisnis biasanya memiliki batas waktu yang telah ditentukan. Pada umumnya, dalam hitungan minggu atau bulan, dan berusaha untuk memenuhi target pendanaan sebelum batas akhir waktu.



<h3>Kelebihan:</h3>



1. Pendanaan Tidak Harus Berbasis Saham Sebagai Imbalan



Meski banyak startup atau pelaku UKM yang dapat menggunakan saham untuk menarik investor melalui platform crowdfunding. Namun, ternyata tidak perlu selalu harus melepaskan kendali kepemilikan apa pun di perusahaan untuk meningkatkan modal lewat platform crowdfunding.



Beberapa platform memungkinkan untuk menggunakan pendekatan berbasis penghargaan supaya menghasilkan pendanaan. Misalnya, jika startup atau UKM milikmu berpusat pada pembuatan produk tertentu, kamu dapat membuat produk itu tersedia untuk para investor terlebih dahulu sebelum meluncurkannya ke masyarakat umum.



2. Lebih Mudah untuk Menarik Investor



Mengajak angel investor bergabung bisa menjadi proses yang memakan waktu karena biasanya melibatkan promosi konsep startup atau UKM milikmu beberapa kali.



Di sisi lainnya, platform crowdfunding, menyederhanakan proses dengan memungkinkan startup atau pelaku UKM untuk memposting promosi mereka di satu tempat yang dapat dilihat oleh berbagai investor.



3. Crowdfunding dapat Meningkatkan Visibilitas Bisnis



Pada dasarnya, biaya marketing dapat menghabiskan sebagian besar anggaran startup atau UKM mana pun. Namun, dengan menggunakan platform crowdfunding untuk mengumpulkan dana adalah cara berbiaya rendah untuk mempromosikan startup atau UKM.



Ketika kampanye crowdfunding didanai dengan relatif cepat, ini mengirimkan pesan bahwa startup atau UKM milikmu adalah salah satu yang harus diperhatikan. Itu dapat meningkatkan visibilitas merek dan membantu menarik investor tambahan untuk putaran pendanaan berikutnya.



<h3>Kekurangan:</h3>



1. Penggalangan Dana Umumnya Terbatas



Meskipun 1 miliar Rupiah mungkin tampak seperti jumlah uang yang besar. Hal ini sebenarnya mungkin jumlah yang banyak untuk beberapa startup atau UKM. Perusahaan yang membutuhkan lebih banyak pendanaan mungkin harus beralih ke angel investor atau <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/jangan-asal-mengiyakan-tawaran-produk-investasi-bank-berikut-alasannya/" data-type="post" data-id="11674" target="_blank" rel="noreferrer noopener">pinjaman ke bank</a> untuk mengisi kekosongan setelah mereka menghabiskan batas dana dari crowdfunding.



2. Biayanya Bisa Mahal



Pada dasarnya, platform crowdfunding difokuskan untuk menghubungkan investor dengan para startup atau pelaku UKM. Meski begitu, mereka juga sebenarnya berbisnis untuk menghasilkan uang. 



Startup atau UKM yang menggunakan platform ini biasanya diharapkan untuk membayar biaya mulai dari 5% hingga 10% setelah mengumpulkan uang yang mereka butuhkan. Hal ini tentunya dapat mengurangi jumlah modal yang mereka miliki.



Well, kira-kira kamu lebih memilih angel investor atau crowdfunding untuk permodalan dalam membangun bisnis?

Angel Investor vs Crowdfunding, Mana Yang Kamu Pilih untuk Modal Bangun Bisnis?

[caption id="attachment_1292" align="alignnone" width="2009"]<img class="size-full wp-image-1292" src="https://access.amartha.com:443/uploads/angel_inves_1_2da73479d1.jpg" alt="Menjadi Angel Investor dan Tebarkan Manfaat untuk Lingkungan Sekitar" width="2009" height="1298" /> Menjadi Angel Investor dan Tebarkan Manfaat untuk Lingkungan Sekitar[/caption]
Mendengar istilah <a href="https://amartha.com">Angel investor</a>, mungkin terbayang oleh Anda sosok seorang investor berjubah malaikat. Tapi tahukah Anda definisi sesungguhnya dari Angel investor ini? Apa bedanya dengan investor pada umumnya?
Nah pada kesempatan kali ini, kami mendapat insight yang menarik dari <a href="http://indonesiacerdasfinansial.id/">Financial Wisdom</a> – sebuah gerakan untuk mengkampanyekan dan mengedukasi publik untuk membangun kesadaran sekaligus edukasi kepada masyarakat Indonesia mengenai pentingnya literasi keuangan (Financial Literacy), yang salah satunya tentang Angel Investor ini.
Mari kita cari tahu ulasan lengkap yang diberikan oleh Eko P. Pratomo berikut, yang merupakan Praktisi Keuangan &amp; Founder Financial Wisdom tentang apa itu Angel Investor.
Angel investor adalah investor atau penyedia dana, umumnya dalam bentuk penyertaan saham bagi usaha yang baru dimulai, di mana lembaga keuangan formal seperti modal ventura, bank atau lembaga keuangan lain belum atau tidak bisa menyediakan permodalan atau pinjaman uang.
<a href="http://amartha.com">Angel investor </a>biasanya juga memberikan bantuan berupa bimbingan manajemen dan bisnis, selain bantuan modal awal. Mereka berorientasi lebih untuk membantu agar sebuah ide bisnis yang baik, tidak berhenti sebatas ide, namun bisa direalisasikan dan dikembangkan.
Bagi mereka yang ingin memulai usaha, punya ide cemerlang tapi tidak cukup modal, ada baiknya memahami dan mencari Angel investor sebagai mitra memulai usaha atau mengembangkan usaha yang masih di tahap awal (start-up). Dengan adanya fasilitas internet, sangat mudah mencari akses keberadaan Angel investor.
Ajang kompetisi ide bisnis sering menjadi jalan bagi mereka yang ingin memulai usaha dan menemukan Angel investor. Bagi pengusaha pemula, kompetisi bisnis bisa sekaligus menjadi lahan pengujian apakah ide atau bisnis yang sudah dijalankan merupakan ide atau bisnis yang menarik didanai oleh para investor berjubah malaikat ini. Angel investor sering mencari lahan investasi melalui ajang kompetisi ide bisnis.
Mungkin timbul pertanyaan, dengan predikat “malaikat” apakah mereka akan secara suka rela memberikan uangnya tanpa ada motivasi meraih keuntungan dan pengembalian modal yang sudah ditanamkannya? Tidak, walau mereka berorientasi untuk membantu merealisasikan ide bisnis, mereka tetap memiliki motivasi meraih keuntungan dan pengembalian modalnya.
Tentu tak ada yang salah dengan motif itu, karena akan memacu semangat si pengusaha yang dibantu untuk bersungguh-sungguh menjadikan bisnisnya sukses.
Angel investor yang juga disebut investor informal, penyandang dana malaikat, investor swasta, investor benih atau pelaku bisnis ini, gemar menyuntikkan modal untuk pengusaha pemula dengan imbalan ekuitas kepemilikan atau hutang konversi. Beberapa Angel investor membangun jaringan investor malaikat dalam aktivitas pemodalan atau berinvestasi melalui platform investasi  secara online layaknya FinTech, seperti salah satunya di Amartha.
Nah tentu saja para investor kami di <a href="https://faq.amartha.com/hc/en-us/sections/115000201714-Investor">Amartha</a>, bisa kita kategorikan sebagai Angel investor ini. Mengapa demikian? Sudah jelas, berinvestasi di Amartha = mendorong pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat prasejahtera untuk dapat memulai, dan mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Mereka mitra Amartha yang tidak terjangkau oleh akses perbankan konvensional telah tertolong dengan dorongan dan pembiayaan yang diberikan oleh para Angel investor di Amartha.
Bahkan telah terbukti, hasil penelitian yang dilakukan oleh Amartha pada Desember 2016 lalu kepada 400 sample pelaku usaha informal seperti peternak ikan cupang, penganyam keset, dan pedagang warung kelontong di wilayah Bogor dan Bandung, menyatakan bahwa pengusaha mikro mengalami 41% peningkatan pendapatan bisnis perbulan setelah menerima pinjaman modal kerja mulai 2 juta Rupiah.


[caption id="attachment_1296" align="alignnone" width="2304"]<img class="size-full wp-image-1296" src="https://access.amartha.com:443/uploads/27_AVT_ciseeng1_d7f4d985ff.jpg" alt="Investor Amartha Mengunjungi Pengusaha Tahu, Mitra Andalan Amartha di Desa Ciseeng" width="2304" height="1536" /> Investor Amartha Mengunjungi Pengusaha Ikan Hias, Mitra Andalan Amartha di Desa Ciseeng dalam Kegiatan A Village Tour.[/caption]
Tentu hal ini merupakan hasil yang sangat baik untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Bagaimana? Anda pun bisa menjadi bagian dari <a href="https://amartha.com/mulai-investasi">gerakan</a> baik ini. Menjadi seorang Angel investor yang bukan sekedar berinvestasi saja, namun memberikan dampak positif pada lingkungan dan orang yang membutuhkan.

Tag: angel investor

Angel Investor vs Crowdfunding, Mana Yang Kamu Pilih untuk Modal Bangun Bisnis?

Angel Investor, Bukan Sekedar Berinvestasi