medium_apa-itu-investasi-syariah.jpeg

small_apa-itu-investasi-syariah.jpeg

thumbnail_apa-itu-investasi-syariah.jpeg

apa-itu-investasi-syariah.jpeg

Prinsip investasi syariah, bagi seorang muslim menjalankan setiap hal sesuai dengan aturan agama adalah penting hukumnya. Salah satu hal tersebut hadir dalam bentuk investasi. 



Berdasarkan jenis transaksinya, investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi syariah dan investasi non-syariah atau konvensional.



<h2>Apa Itu Investasi Syairah?</h2>



Investasi syariah adalah suatu penanaman modal yang dilakukan masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan hukum Islam.



Di Indonesia, apabila investasi konvensional diawasi langsung oleh OJK maka investasi syariah diawasi langsung oleh Majelis Ulama Indonesia yang membentuk Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas Syariah.



<h2>Kelebihan Investasi Syariah</h2>



Dalam praktiknya, investasi syariah sama dengan investasi konvensional. Namun ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dari investasi syariah, seperti:



<h3>1. Bebas Riba</h3>



Menurut Syaikh Yusuf Qaradhawi, riba adalah semua yang ditambahkan atas pokok harta. Maksudnya, apa yang ditambahkan kepada seseorang tanpa melalui perdagangan atau tanpa usaha bersusah payaj sebagai tambahan hartanya. Dalam prinsip islam, riba dilihat sebagai hal yang merugikan salah satu pihak, terutama peminjam.



<h3>2. Tidak Ada Grahar dan Maysir</h3>



Dalam Bahasa Arab, Grahar artinya pertaruhan. Syaikh As’sadi menjelaskan bahwa grahar adalah al-mukhatharah atau pertaruhan dan al-jahalah atau ketidakjelasan. Artinya, grahar adalah hal yang mengandung ketidakjelasan baik dari segi akad, barang maupun kegiatannya.



Sementara maysir artinya memperoleh sesuatu tanpa dengan susah payah bekerja keras. Contoh dari maysir adalah judi karena dilakukan secara untung-untungan dan tidak ada unsur kegiatan ekonomi yang saling menguntungkan.



<h3>3. Menggunakan Akad</h3>



Ciri khas yang menjadi kelebihan dari investasi syariah ialah adanya akad. Beberapa akad yang terdapat di investasi syariah berupa akad kerja sama (musyarakah), sewa-menyewa (ijarah), dan akad bagi hasil (mudharabah).



Lalu, apa saja jenis investasi yang tersedia pada investasi syariah?



<h2>Jenis-jenis Investasi Syariah</h2>



<h3>1. Deposito Syariah</h3>



Produk investasi Deposito Syariah adalah salah satu instrument yang dimiliki oleh bank syariah di mana kamu menaruh sejumlah uang di bank syariah dalam bentuk deposito yang tidak bisa diambil dalam beberapa waktu tertentu. Landasan hukum produk deposito syariah dikeluarkan oleh DSN MUI pada fatwa No: 03/DSN-MUI/XII/2000 tentang Deposito.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/p2p-lending-investasi-umkm-syariah-yang-wajib-dicoba/" title="P2P Lending, Investasi UMKM Syariah yang Wajib Dicoba">P2P Lending, Investasi UMKM Syariah yang Wajib Dicoba</a></pre>



<h3>2. Reksadana Syariah</h3>



Secara sederhana, reksadana syariah adalah bentuk penyertaan modal yang dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian disalurkan kepada perusahaan yang dalam prosesnya sesuai dengan ketentuan syariah. 



Produk reksadana syariah ini dilandasi pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI No:20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.



<blockquote><h6>Baca Juga:&nbsp;<a class="breadcrumbs__url" href="https://amartha.com/blog/work-smart/amartha-raih-fintech-syariah-terbaik-di-anugerah-syariah-republika-2019/">Amartha Raih Fintech Syariah Terbaik di Anugerah Syariah Republika 2019</a></h6></blockquote>



<h3>3. Saham Syariah</h3>



Berdasarkan definisi OJK, Saham Syariah adalah efek atau surat berharga yang memiliki konsep penyertaan modal dengan hak bagi hasil usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 



Produk saham syariah ini didasarkan pada fatwa DSN MUI No:40/DSN-MUI/X/2003 tentang Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal. Kehadiran fatwa tersebut berdasarkan atas pertimbangan yang merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 275 dan Surat An-Nisa ayat 29.



Nah berikut penjelasan mengenai prinsip investasi syariah juga beberapa jenis-jenisnya. Investasi syariah bisa menjadi salah satu alternatif <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/?utm_source=blog_amartha&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=moneyplus&amp;utm_content=moneyplus" title="investasi online">investasi online</a> untuk kamu yang taat pada prinsip dan syariat Islam. Semoga bermanfaat ya!

Apa Yang Dimaksud Dengan Investasi Syariah?

medium_mau-raih-pendapatan-pasif-di-usia-30-an-begini-caranya.jpeg

small_mau-raih-pendapatan-pasif-di-usia-30-an-begini-caranya.jpeg

thumbnail_mau-raih-pendapatan-pasif-di-usia-30-an-begini-caranya.jpeg

mau-raih-pendapatan-pasif-di-usia-30-an-begini-caranya.jpeg

“Don’t work for money; make it work for you.”&nbsp;- Robert T. Kiyosaki&nbsp;



Pernah mendengar quote itu? Kalau dipikirkan, kayaknya hidup jadi lebih mudah ya, karena segala kebutuhan yang menggunakan uang didapat dengan mudah.&nbsp;



Apalagi di usia 30-an, kebutuhan semakin bertambah untuk <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/persiapan-pernikahan-idaman/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">biaya pernikahan</a>, biaya sekolah anak, belum lagi harus membiayai orang tua dan adik. Untuk itu, kamu perlu yang namanya passive income.



Passive income adalah penghasilan yang diperoleh tanpa perlu terlibat secara aktif atau tidak memerlukan tenaga dan waktu yang besar. Kini, passive income  bisa menjadi salah satu tujuan keuangan. Alasannya untuk mencapai <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apa-itu-merdeka-finansial-dan-apa-saja-contohnya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">kebebasan keuangan</a>.



Lalu, bagaimana cara mendapatkan passive income di usia 30-an?



<h2>Tips Mendapatkan Pendapatan Pasif di Usia 30-an</h2>



<h3> 1. Jaga Kesimbangan Keuangan</h3>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/11/syariah-card.jpg"><figure class="aligncenter"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/syariah_card_300x150_283691cab3.jpg" alt="" class="wp-image-9225"/></figure></div>



Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir mengenai uang. Uang merupakan alat yang tergantung bagaimana kita menggunakannya. Uang bisa membawa banyak kegembiraan juga membawa bencana. 



John Wesley dalam ceramahnya yang berjudul The Use of Money mengatakan mengenai konsep uang, “Dapatkan, simpan, dan berikan semua yang Anda bisa”. Konsep tersebut pada dasarnya mengajarkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan melalui uang.



<h3> 2. Mulai Berinvestasi</h3>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2017/08/WhatsApp-Image-2020-12-16-at-12.59.27-PM.jpeg"><figure class="aligncenter"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2020_12_16_at_12_59_27_PM_300x200_8328aba7d6.jpeg" alt="investasi amartha" class="wp-image-9890"/></figure></div>



Setelah memahami konsep uang, tahapan selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang diinginkan dan mencapainya. Sebagai contoh, jika kamu ingin memiliki passive income di usia 30-an maka harus tentukan berapa besarannya dan cara untuk meraihnya. 



Misalkan salah satu caranya adalah disiplin melakukan investasi sejak usia 23 tahun. Setiap bulan, sisihkan gaji dan alokasikan ke investasi reksa dana, saham, atau <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">P2P Lending</a>.



Investasi reksa dana adalah sekumpulan produk investasi yang dikelola oleh <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/manajer-investasi-apa-siapa-dan-jenisnya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">manajer investasi</a>, dengan produk berupa saham, obligasi, surat utang, dan deposito. 



Sementara itu, saham adalah bagian kepemilikan di salah satu perusahaan dan peer to peer lending adalah penyedia jasa keuangan yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman.



Terkait keuntungan, tentunya ranah investasi menganut paham high risk high return. Keuntungan yang didapatkan bisa beragam tergantung dari instrumen yang dipilih, sedangkan khusus <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">peer to peer lending</a>, besar keuntungan sudah diatur oleh OJK. 



<h3> 3. Disiplin Mengumpulkan Pendapatan Pasif </h3>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/08/photo-1535982330050-f1c2fb79ff78.jpg"><figure class="aligncenter"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/photo_1535982330050_f1c2fb79ff78_300x225_02c919fe9a.jpg" alt="" class="wp-image-8222"/></figure></div>



Tahapan terakhir untuk mendapatkan passive income di usia 30-an adalah disiplin. Meskipun di usia 30-an target kamu sudah tercapai, jangan lantas berhenti ya. 



Terus disiplin untuk melakukan apa yang kamu lakukan di usia sebelumnya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan dan tidak ada salahnya bila kita mempersiapkan sejak awal.



Apabila sejak muda sudah menginvestasikan pendapatanmu, maka terus kembangkan kebiasaan tersebut. Dalam penelitiannya, Thomas C. Corley menemukan fakta bahwa sebagian besar orang mengembangkan aliran pendapatannya sebagai berikut: 65% memiliki 3 aliran, 45% memiliki 4 aliran, dan sisanya memiliki lebih dari 5 aliran.



Semakin banyak aliran pendapatan yang kamu ciptakan membuat pondasi keuanganmu semakin aman, lho. Yuk siapkan dari sekarang!&nbsp;

Raih Pendapatan Pasif di Usia 30-an? Begini Caranya

Tag: reksa dana