small_beda-value-investor-dan-trader.png

thumbnail_beda-value-investor-dan-trader.png

beda-value-investor-dan-trader.png

<p>Ketika memutuskan masuk ke dalam investasi saham, kamu sebaiknya memutuskan gaya investasi yang ingin kamu jalani. Dalam dunia saham, ada dua jenis gaya<a href="https://amartha.com/id_ID/"> investasi</a> yang bisa kamu lakukan, yakni sebagai value investor atau trader. Meski sama-sama bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.</p>



<h2><strong>Definisi Value Investor</strong></h2>



<p>Benjamin Graham, seorang ekonom yang sering disebut sebagai “Bapak Value Investing” mengatakan bahwa investasi adalah operasi yang melibatkan analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok, dan return yang memuaskan.</p>



<p>Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini disebut spekulatif. Sangat keliru jika ada orang yang membeli saham, tetapi tidak melakukan ketiga hal di atas, kemudian orang tersebut disebut value investor.</p>



<p>Menurut Benjamin, seorang value investor haruslah memahami pengertian operasi investasi dan memiliki psikologis sebagai seorang investor. Pada dasarnya, seorang value investor akan membeli saham untuk disimpan dalam jangka waktu cukup lama, bisa berbulan-bulan, bahkan sampai bertahun-tahun.</p>



<p>Prinsip value investor adalah Buy and Hold. Strateginya adalah membeli saham perusahaan yang sehat dan punya fundamental yang baik. Value Investor tidak akan terlalu peduli terhadap fluktuasi harga saham. Yang penting selama perusahaan tersebut masih berkinerja baik, ia masih akan menyimpan sahamnya.</p>



<p>Seorang value investor baru akan menjual sahamnya saat kinerja perusahaan tersebut sudah mulai menunjukkan kemunduran, Karena itu, seorang value investor akan menggunakan analisa fundamental dalam mencari tahu mana saja perusahaan yang punya kinerja baik untuk dibeli sahamnya.</p>



<h2><strong>Definisi Trader</strong></h2>



<p>Trader merupakan istilah yang merujuk pada investor yang melakukan aksi beli dan jual atau berdagang saham dalam periode tertentu. Biasanya dalam periode harian, mingguan, atau bulanan. Inti dari aktivitas trading adalah perputaran kas atau cash turnover.</p>



<p>Para trader cenderung tidak suka jika uangnya hanya ‘diam’ saja di sebuah saham. Mereka lebih suka memutar uangnya ke saham lain demi memperoleh capital gain. Analisis yang sering digunakan oleh para trader adalah teknikal.</p>



<p>Seorang trader biasanya menggunakan prinsip Buy and Sell. Strateginya adalah membeli saham perusahaan yang berpotensi naik dalam waktu dekat. Fokus seorang trader adalah harga saham (Price Action. Meski kesehatan dan fundamental perusahaan kadang tetap diperhatikan, namun biasanya bukan patokan utama ketika ingin membeli saham.</p>



<p>Pada dasarnya, seorang trader akan membeli saham untuk dijual kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Biasanya saham dijual segera, paling lama dalam hitungan bulan, untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.</p>



<p>Jesse Livermore, seorang trader hebat Wall Street dari periode tahun 1877-1940 mengatakan ada 3 hal yang patut dihindari ketika melakukan aksi trading saham. Ketiga hal tersebut yaitu:</p>



<ul><li>Pengetahuan tentang instrumen pasar yang kurang matang.</li><li>Aturan berdagang (metode dan dan strategi) yang tidak tegas.</li><li>Melanggar aturan yang telah dibuat.</li></ul>



<p>Sebelum memutuskan ingin menjadi seorang value investor ataupun trader, sebaiknya pahami terlebih dulu gaya investasi mana yang paling cocok buat kamu. Perlu diketahui, tidak ada gaya investasi yang lebih baik di antara keduanya untuk terjun di pasar saham. Kedua gaya investasi ini baik asal diterapkan sesuai dengan karakteristik individu masing-masing.</p>



<p>Nah, selamat mencoba!<br></p>

Newbie, Ini Lho Bedanya Value Investor dan Trader!

medium_amartha-bangun-sinergi-dengan-bank-mandiri.jpeg

small_amartha-bangun-sinergi-dengan-bank-mandiri.jpeg

thumbnail_amartha-bangun-sinergi-dengan-bank-mandiri.jpeg

amartha-bangun-sinergi-dengan-bank-mandiri.jpeg

Amartha menggandeng Bank Mandiri untuk memberikan akses pembiayaan ke pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Dengan kerja sama ini, Amartha mendukung sinergi antara fintech dengan bank agar akses pembiayaan akan semakin mudah dan diharapkan dapat memperkuat modal kerja dan ekspansi pasar UMKM.

Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh SVP Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan dan SVP SME Banking Bank Mandiri Anton Herdianto serta Vice President of Amartha Aria Widyanto di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (27/8) dengan disaksikan oleh Pejabat Eksekutif Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simanjuntak​.
<p style="text-align: left;">Aria mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Bank Mandiri yang memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam pembiayaan UMKM di Indonesia. “Kebaikan yang lebih besar akan tercipta jika kita bekerja bersama. Sinergi ini dapat membantu kita dalam pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan,” kata Aria.</p>
Sebagai platform peer-to-peer lending, Aria melanjutkan, Amartha menghubungkan para pelaku UMKM perempuan di pedesaan yang membutuhkan modal dengan masyarakat, institusional atau organisasi di kota yang ingin membantu mendanai usaha mereka.“Melalui kerja sama ini, kita bisa membantu pengusaha mikro di daerah untuk bisa mendapatkan akses pembiayaan dan pendampingan dengan menggandeng Bank Mandiri,” jelas Aria.

Dengan memanfaatkan kemudahan dari teknologi, tambah Aria, Amartha dapat meningkatkan efisiensi operasional sehingga dapat menjangkau desa-desa terpencil dan memproses pengajuan pinjaman dengan lebih cepat.“100 persen mitra usaha Amartha adalah perempuan karena kami memahami bahwa pembangunan yang sustainable harus memperhatikan kesetaraan gender. Hal penting yang dilakukan oleh Amartha adalah melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera,” ujar Aria.

Menurut Donsuwan, sinergi perbankan konvensional dan perusahaan fintech sangat strategis untuk memberikan akses pendanaan ke pelaku UMKM agar mereka mampu berkembang. “Bank Mandiri akan memanfaatkan sinergi dengan Amartha untuk memperkuat penetrasi pendanaan hingga ke kelompok-kelompok usaha yang masih belum bisa dijangkau atau unbanked karena struktur usaha dan arus kas yang masih belum memenuhi syarat bank konvensional,” kata Donsuwan.

Dalam kerjasama ini, Amartha akan mereferensikan mitra UMKM yang sesuai dengan kriteria kepada Bank Mandiri. Selanjutnya, Bank Mandiri akan menentukan mitra UMKM mana yang dapat memperoleh fasilitas kredit. Dengan hasil seleksi dari Amartha diharapkan dapat membantu Bank Mandiri meminimalisir peluang terjadinya non-performing loan di kemudian hari."Bank Mandiri memastikan dapat menjangkau rentang Nasabah UMKM yang lebih luas, sehingga dapat mengakomodasi keterbatasan dari mitra UMKM," lanjut Donsuwan.

Direktur Utama Mandiri Capital Investama (MCI) , Eddi Danusaputro mengatakan perusahaan fintech sangat membutuhkan bank. Begitu juga dengan fintech yang tidak bisa hidup tanpa perbankan. “Jadi perlu adanya kolaborasi antara bank dengan fintech startup seperti Amartha. KIta butuh kolaborasi bersama,” kata Eddi.

Ini bukan pertama kalinya, Aria mengatakan perusahaan yang didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra ini telah bekerja sama dengan pihak lain. Sebelumnya, Amartha telah bekerja sama dengan Mandiri Tunas Finance, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Permata serta lembaga keuangan lainnya.“Kami selalu membuka pintu kerja sama dengan pihak manapun, demi mewujudkan kesejahteraan merata” tutup Aria.

Amartha Bangun Sinergi dengan Bank Mandiri

<p>Perusahaan financial technology (fintech) di Indonesia semakin mengalami perkembangan yang signifikan di tahun 2016. Peminatnya pun semakin bertambah, baik dari sisi investor hingga <a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/"><strong>pencari modal usaha</strong></a>.</p>



<p>Kehadiran perusahaan FinTech di Indonesia sendiri memiliki tujuan agar masyarakat dapat memilih produk–produk keuangan.</p>







<figure class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2016/08/interest-over-time.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/interest_over_time_1024x768_7c1df51fd5.jpg" alt="interest over time" class="wp-image-45"/></figure>



<p>FinTech adalah sebutan dari kata Financial Technology yang berarti inovasi pembiayaan keuangan dengan memanfaatkan teknologi sebagai pendukungnya.<br>Saat ini perusahaan fintech di indonesia didominasi beragam startup yang masing masing memiliki kelebihan dan potensi besar sebagai sumber pendanaan untuk modal usaha.</p>



<p>Dengan potensi besar perusahaan FinTech di Indonesia, tak heran bila mulai banyak pelaku keuangan yang tertarik untuk mendirikan usaha digital tersebut.</p>



<p>Di Indonesia sendiri, perusahaan FinTech memiliki banyak jenis, diantaranya; peminjaman (lending), pembayaran, <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/perlukah-menggunakan-jasa-financial-planner/">perencanaan keuangan</a>, riset keuangan, dan masih banyak lagi.</p>



<h2><strong>5 Fintech Terbaik di Indonesia</strong></h2>



<p>Dengan jumlah penduduk mencapai 200 juta jiwa, dan status negara berkembang, menjadi potensi keuntungan tersendiri bagi perusahaan FinTech di Indonesia. Sebab, kebutuhan modal dari sektor UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional sekaligus menjadi instrumen penting bagi perusahaan FinTech di Indonesia.</p>



<p>Berikut ini 5 Perusahaan fintech di Indonesia berdasarkan jenisnya:</p>



<h2>1. Bareksa (Investasi)</h2>



<p>Banyaknya investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, harus didukung kemudahan layanan berbasis teknologi. Perusahaan FinTech di Indonesia ini fokus terhadap layanan investasi, bareska menyediakan instrumen investasi <a href="http://reksadana">reksadana</a>.</p>



<p>Bahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan restu bagi perusahan FinTech di Indonesia, Bareksa, sebagai perusahaan yang menjual efek reksa dana (APERD) secara online ke nasabahnya.</p>



<h2>2. Veritrans (Pembayaran/Payment)</h2>



<p>Perusahaan FinTech di Indonesia saat ini didominasi oleh jasa pembayaran. Veritrans menjadi salah satu pemain di bidang ini.</p>



<h2>3. Dompetku (Pembayaran/Payment)</h2>



<p>Di Indonesia, perusahaan besar tampaknya juga mulai banyak yang tertarik bermain di industri finansial menggunakan. Indosat Ooredoo contohnya. Lewat aplikasi Dompetku Indosat Ooredoo, perusahaan ini menjajal peruntungannya di bidang FinTech dengan sistem mobile payment company.</p>



<p><strong><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/kunci-sukses-financial-planning-50-perencanaan-50-membangun-kebiasaan/">Kunci Sukses Financial Planning Dengan Konsep 50:50</a></strong></p>



<h2>4. DuitPintar (Situs Pembanding Produk Keuangan)</h2>



<p>Meski ada beberapa perusahaan FinTech di Indonesia dengan karakteristik yang serupa, namun situs keuangan ini sukses menjadi salah satu raja di bidang pembanding produk keuangan.</p>



<p>Perannya sebagai pembanding diharapakan akan bermanfaat bagi pebisnis. Diharapankan ke depannya akan lebih banyak lagi fintech startup di Indonesia yang serupa bahkan mampu memberikan nilai lebih.</p>



<p>Sehingga masyarakat akan lebih banyak mendapatkan referensi untuk menginvestasikan modalnya dengan lebih mudah.</p>



<h2>5. Amartha (Peminjaman/ P2P Lending)</h2>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-07-at-11.38.25-AM.jpeg"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2021_01_07_at_11_38_25_AM_1024x683_479cf953a6.jpeg" alt="Amartha" class="wp-image-10177"/></figure></div>



<p>Dengan total dana yang disalurkan lebih dari 30 milyar rupiah, <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a> menjelma sebagai FinTech berstatus startup di Indonesia yang fokus memberikan pinjaman untuk masyarakat pedesaan.</p>



<p>Fokus pendanaan untuk masyarakat pedesaan ini juga yang membuat Amartha termasuk kedalam social financing.</p>



<p>Dengan tekad membangkitkan usaha kecil bagi masyarakat pinggiran, perusahaan startup ini telah sukses menyalurkan modal ke lebih dari 20 ribu nasabah. Selama kurang lebih 6 tahun berjalan.</p>



<p>Term spesifik yang dipakai dalam bisnis model Amartha ini adalah <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/menelisik-keberhasilan-impact-investment-di-indonesia/">impact investing</a>, yaitu kesempatan untuk berinvestasi dengan mendapatkan return yang kompetitif dan dalam waktu yang bersamaan dapat membantu menumbuhkan ekonomi orang lain serta menciptakan kebaikan.</p>



<p>Beberapa nilai lebih dari Amartha didapat dari penggunaan sistem keuangan syariah. Seperti halnya mengimplementasikan aturan tanggung-renteng seperti group lending yang populer oleh <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/muhammad-yunus-grameen-bank-inspirasi-dalam-mendukung-perkembangan-umkm/">Grameen Bank</a>.</p>



<div class="wp-block-image size-large wp-image-46 td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2016/08/status-portfolio.jpg"><figure class="aligncenter"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/status_portfolio_1024x768_655b0436b4.jpg" alt="pinjaman gagal bayar" class="wp-image-46"/><figcaption>pinjaman gagal bayar ditekan hingga 0%</figcaption></figure></div>



<p>Dengan sistem keuangan syariah, <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a> dapat menjaga nilai kredit macet atau default (NPL) rate 0% selama 5 tahun lebih beroperasi.</p>



<p>Tentunya dengan track record NPL rate 0% akan sangat menguntung bagi para investor pemula maupun yang sudah fasih. Sementara untuk peminjam modal usaha akan semakin tidak terbebani dengan dana yang sudah disalurkan oleh para pendana <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>.</p>

Tag: p2p lending indonesia

Newbie, Ini Lho Bedanya Value Investor dan Trader!

Amartha Bangun Sinergi dengan Bank Mandiri

5 Perusahaan Fintech P2P Lending Terbaik di Indonesia Berdasarkan Jenisnya