large_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

medium_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

small_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

thumbnail_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

Selain memperhatikan kesehatan tubuh, kondisi keuangan juga perlu diperhatikan. Dilansir dari OJK, arti dari finansial sehat adalah kemampuan seseorang menyeimbangkan kebutuhan keuangan saat ini dan di masa depan. Termasuk juga kemampuan seseorang menghadapi kondisi tidak terduga dalam aktivitas keuangan.&nbsp;Ciri-ciri kesehatan finansial terganggu bisa dilihat dari pengeluaran yang lebih tinggi dari pendapatan, kondisi tabungan minim, gagal membayar pinjaman, dan perencanaan keuangan yang buruk. Jika kondisi ini tidak teratasi, orang akan mengalami stress finansial, yaitu ketakutan akan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan di masa depan.<h2>Cara Menjaga Kesehatan Finansial</h2>Alasan pentingnya finansial sehat adalah karena kondisi finansial yang tidak sehat akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Merasa tidak aman secara ekonomi membuat orang mudah terserang penyakit dan merasa gelisah.&nbsp;Namun sebetulnya untuk mencapai kondisi finansial sehat tidaklah sulit. Selama kamu memahami konsep keuangan dan mau berupaya lebih dalam mengatur finansial pribadi. Berikut ini cara-cara menjaga finansial sehat yang wajib kamu coba:<h3>Memahami Konsep tentang Piramida Keuangan</h3>Piramida keuangan merupakan gambaran perencanaan keuangan yang kokoh. Bahwa dalam mengelola keuangan memang diperlukan perencanaan yang jelas dan rinci. Kamu bisa mulai dengan mempelajari piramida keuangan agar memahami mana yang jadi prioritas dalam hal keuangan.&nbsp;<h3>Memilah Keinginan dan Kebutuhan</h3>Kemampuan memilah mana yang jadi kebutuhan dan keinginan akan membantumu mengatur pengeluaran dengan tepat. Kamu dapat menggunakan metode 50:30:20, untuk membagi pendapatan. 50 persen dari pendapatan untuk keperluan sehari-hari, 30 persen untuk hiburan dan keinginan. Terakhir 20 persen untuk ditabung.&nbsp;Dengan metode ini kamu bisa mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan. Dan juga tetap dapat bersenang-senang, membeli barang atau hiburan sesuai keinginan.&nbsp;Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/5-cara-lakukan-financial-check-up-demi-kesehatan-keuanganmu/">5 Cara Lakukan Financial Check Up Demi Kesehatan Keuanganmu</a>&nbsp;<h3>Menyiapkan Proteksi Keuangan</h3>&nbsp;Kamu tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Namun kamu wajib menyiapkan dana proteksi masa depan. Caranya yaitu dengan memiliki asuransi. Dengan mempunyai asuransi, pikiran jadi lebih aman tenang, karena kamu sudah mempersiapkan dana untuk kebutuhan di masa yang akan datang.Asuransi di sini tidak hanya asuransi jiwa dan kesehatan. Asuransi pendidikan, rumah, kendaraan, dan jenis asuransi lainnya juga perlu. Kamu bisa menyesuaikan jenis asuransi dengan kebutuhan finansialmu.&nbsp;<h3>Menyiapkan Tabungan dan Dana Pensiun</h3>&nbsp;Selain memiliki asuransi, kamu juga harus mulai mempersiapkan tabungan dan dana pensiun. 20 persen uang yang disisihkan dari pendapatan bisa kamu bagi kembali sebagian untuk tabungan dana darurat.&nbsp;Sebagian lagi untuk simpanan dana pensiun. Atau cara lain bisa dengan menambah penghasilan pasif, untuk tambahan tabungan. Dengan memiliki tabungan, kamu mempunyai dana darurat yang bisa dipakai sewaktu-waktu.&nbsp;Ketika ada kondisi tidak terduga yang mempengaruhi sumber penghasilan, kamu akan tetap merasa aman karena masih ada dana darurat yang bisa dipakai sementara. Menyiapkan dana pensiun juga berarti kamu sudah mempersiapkan keuangan agar bisa hidup sejahtera di masa tua.Nah, itulah beberapa cara menjaga kesehatan finansial untuk masa sekarang dan waktu yang akan datang. Kesehatan keuangan berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Membuat perencanaan dan mengelola keuangan dengan baik akan membuat hasil pendapatan dialokasikan dengan baik.&nbsp;Ketika kamu merasa masalahnya bukan hanya pada cara pengelolaan, tetapi juga besaran penghasilan, maka sebaiknya kamu menambah pendapatan pasif. Salah satu caranya bisa dengan melakukan pendanaan crowdfunding di Amartha, prosperity platform dan kamu juga bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun.&nbsp;Selain memiliki pendapatan pasif mingguan, dengan menjadi lender di <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>, kamu juga ikut berkontribusi mengembangkan UMKM di 35.000 desa di Indonesia. Yuk, bersama-sama kita hadirkan kesehatan finansial, dengan mendanai di Amartha.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Catat Baik-baik Pentingnya Jaga Kesehatan Finansial!

small_pentingnya-milenial-tau-dan-paham-literasi-finansial.png

thumbnail_pentingnya-milenial-tau-dan-paham-literasi-finansial.png

pentingnya-milenial-tau-dan-paham-literasi-finansial.png

<h2>Apa Itu Literasi Finansial?</h2>



Literasi finansial adalah kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman, keterampilan pengambilan keputusan finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, serta dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.



Selanjutnya, untuk dapat menentukan sejauh mana pemahaman literasi finansial dapat diukur dengan 5 komponen berikut:



<ul><li>Berapa banyak yang kamu dapatkan, termasuk penghasilan tetap, pendapatan lain (<a href="https://amartha.com/id_ID/100ribusejutapeluang/" title="investasi">investasi</a> atau pekerjaan sampingan), dan pajak yang harus dibayar.</li><li>Cara menabung dan berinvestasi, termasuk membangun dana darurat serta menyisihkan uang untuk tujuan finansial jangka pendek maupun jangka panjang. Bagaimana cara melindungi uangmu melalui asuransi dan tahu cara menghindari penipuan.</li><li>Mengelola pengeluaran dengan bijaksana melalui budgeting dan membandingkan harga saat berbelanja.</li><li>Cara meminjam uang dengan bunga serendah mungkin, dan bagaimana membangun kredit yang baik dengan kebiasaan pembayaran cicilan tepat waktu.</li></ul>



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a data-type="post" data-id="11278" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/6-cara-menghemat-uang-dengan-anggaran-yang-terbatas/">6 Cara Menghemat Uang dengan Anggaran Yang Terbatas</a></pre>



<h3>Indeks Literasi Finansial Pada Generasi Milenial </h3>



<figure class="wp-block-image size-full"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/karakteristik_generasi_milenial_e166fca356.jpg" alt="karakteristik generasi milenial" class="wp-image-19005"/><figcaption>Ilustrasi generasi milenial. Sumber Foto: Pexels</figcaption></figure>



Banyak yang beranggapan bahwa para generasi milenial memiliki tingkat literasi finansial yang cukup baik. Padahal, faktanya justru berkata lain. 



Berdasarkan riset dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun lalu menunjukkan, kalangan milenial usia 18-25 tahun hanya memiliki tingkat literasi sebesar 32,1 persen, sedangkan usia 25-35 tahun memiliki tingkat literasi sebesar 33,5 persen.



Data lain menunjukkan mengenai literasi keuangan di kalangan milenial masih terbilang rendah. Jumlah milenial yang kini sebesar 24% dari total penduduk Indonesia atau setara dengan 64 juta, namun masih rentan secara finansial.



Hal itu ditunjukkan dengan minimnya persiapan dan kemampuan pengelolaan keuangan. Di antaranya, hanya 10,7% dari pendapatan yang ditabung oleh milenial. Lalu hanya 35,1% milenial memiliki rumah sendiri. Sedangkan, 51,1% pendapatan milenial habis untuk kebutuhan bulanan.



<h2>Manfaat Memahami Literasi Finansial</h2>



Kini peningkatan kesadaran terhadap keuangan pribadi menjadi fokus di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Jepang, Kanada, dan Australia. 



Pemahaman terhadap literasi finansial memungkinkan seseorang mengetahui cara menjalankan sistem finansial. Dengan demikian, mereka bisa membuat keputusan finansial dan <a href="https://amartha.com/id_ID/100ribusejutapeluang/" title="mengelola keuangan">mengelola keuangan</a> secara lebih baik dibandingkan dengan yang tidak memahaminya.



Manfaat lainnya dapat dilihat dari segi bonus demografi milenial yang memiliki potensi besar terhadap kebutuhan produk perbankan. Hal ini menjadi target utama untuk mengembangkan ekonomi nasional.



Sementara bagi diri sendiri dapat terhindar dari kasus penipuan investasi yang kerap kali merusak tatanan keuangan pribadi sehingga tujuan keuangan masa depan terganggu. 



Itulah serba-serbi kenapa literasi finansial itu penting untuk dipelajari. Semoga informasi ini bermanfaat buatmu ya!

Pentingnya Milenial Tau dan Paham Literasi Finansial

medium_apa-itu-tkb90-dan-tkw90.jpeg

small_apa-itu-tkb90-dan-tkw90.jpeg

thumbnail_apa-itu-tkb90-dan-tkw90.jpeg

apa-itu-tkb90-dan-tkw90.jpeg

Amartha terus menjalankan prinsip transparansi kepada masyarakat dengan mencantumkan Tingkat Keberhasilan 90 (TKB90) di halaman utama website Amartha.com. Dengan transparansi ini, pemberi pinjaman akan mengetahui lebih jelas tingkat keberhasilan perusahaan tersebut dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam. Sebagai perusahaan <a href="https://amartha.com">peer to peer</a> (p2p) lending yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), prinsip transparansi itu sesuai dengan ketentuan Pasal 29 huruf a dalam Peraturan OJK nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Namun, ada sebagian masyarakat yang belum memahami secara jelas tentang TKB90. Lalu, apa itu TKB 90? TKB90 merupakan ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara p2p lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu hingga 90 hari sejak tanggal jatuh tempo. TKB90 hari dihitung dari 100% dikurangi nilai TKW90.<blockquote>TKB90 = 100% - TKW90</blockquote>Sementara itu, TKW90 atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan non performing loan (npl) atau gagal bayar adalah ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo. TKW90 dihitung dari outstanding wanprestasi di atas 90 hari dibagi dengan total outstanding, dikali 100%.<blockquote>TKW90 = (Outstanding wanprestasi &gt; 90 hari/ Total Outstanding) x 100%</blockquote>Artinya, saat pendana melakukan <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">pendanaan</a> ada probilitas risiko gagal bayar ataupun berhasil. Meski begitu, Amartha berhasil menekan kredit macet sekitar 1%. Pada Maret 2019, Amartha sendiri berhasil menjaga TKW90 dikisaran 1%. Amartha juga mencatatkan performa kualitas pinjaman yang sehat, dibuktikan dengan angka TKB90-2020 yang mencapai 99,7%, dan angka Non Performing Loan (NPL) yang stabil di bawah 0,5%. Resep sukses Amartha dalam menekan kredit macet berkat teknologi machine learning yang berfungsi memberi skor kredit kepada calon mitra Amartha. Berbeda dari skor kredit perbankan yang melihat riwayat pembayaran cicilan, Amartha mengembangkan sendiri skor kredit dengan melakukan analisis risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian.<blockquote>BACA juga : <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apa-itu-peer-to-peer-lending/">Apa itu Peer to Peer lending?</a></blockquote>Amartha juga melakukan upaya <a href="https://amartha.com/blog/mengenal-tanggung-renteng-di-amartha/?utm_source=blog-amartha&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=mengenal-tanggung-renteng-">tanggung renteng</a> dalam melakukan pendampingan kepada ratusan ribu mitranya di pedesaan. Sejak 2010, Amartha telah menggunakan tanggung renteng dengan membentuk kelompok berisikan 15-20 mitra usaha. Mereka bertemu seminggu sekali untuk diberi pelatihan dan saling berbagi perkembangan usaha masing-masing. Bahkan, setiap anggota kelompok akan bergotong-royong saling mengingatkan sebelum jatuh tempo pembayaran.

Apa Itu TKB90 dan TKW90?

Tag: literasi finansial