large_embedded finance

medium_embedded finance

small_embedded finance

thumbnail_embedded finance

embedded finance

Bagi kamu yang sering mempelajari tentang teknologi di bidang keuangan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah&nbsp;embedded finance. Namun, mungkin juga masih banyak masyarakat yang kurang familiar dengan istilah keuangan yang satu ini.Meski mungkin seakan terdengar asing, sebenarnya penerapan dari perkembangan keuangan yang satu ini sudah cukup familiar digunakan di kalangan masyarakat. Yuk, kenali lebih lanjut tentang istilah yang satu ini, termasuk konsep, manfaat, dan kondisinya di Indonesia.<h2 style="text-align:justify;">Apa itu&nbsp;Embedded Finance?</h2>Secara umum, kamu dapat mengartikannya sebagai salah satu konsep&nbsp; yang bisa melakukan integrasi antara layanan keuangan dengan aplikasi atau&nbsp;platform&nbsp;yang tidak termasuk dalam bidang keuangan.Dengan memanfaatkan satu&nbsp;platform&nbsp;saja, kamu pun dapat melakukan berbagai akses terhadap layanan keuangan, tanpa perlu meninggalkannya. Kamu tidak perlu lagi keluar aplikasi, lalu masuk aplikasi perbankan atau sejenisnya untuk melanjutkan transaksi.Dengan&nbsp;embedded finance, semua bisa dilakukan secara praktis hanya dengan satu aplikasi non-keuangan. Berbagai kebutuhan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Saat ini, sudah banyak ditemui&nbsp;platform&nbsp;yang bisa melakukan tindakan tersebut, misalnya&nbsp;e-commerce,&nbsp;travelling, pemesanan tiket, pengiriman makanan, dan sebagainya.Sekarang, kamu pastinya sudah semakin terbayang apa yang dimaksud dengan konsep keuangan yang satu ini. Mungkin saja, kamu justru sudah sering memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya dengan belanja&nbsp;online.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, meski istilah ini terdengar asing, namun sebenarnya sudah banyak masyarakat Indonesia yang familiar dengan konsep ini.<h2 style="text-align:justify;">Konsep&nbsp;Embedded Finance</h2>Bicara soal konsep,&nbsp; secara umum ada dua konsep dalam layanan ini, yaitu konsep yang dilakukan secara langsung serta tidak langsung, berikut penjelasan selengkapnya.<h3 style="text-align:justify;">Konsep&nbsp;Indirect&nbsp;atau Tidak Secara Langsung</h3>Pertama, ada konsep&nbsp;indirect&nbsp;atau yang dilakukan secara langsung, sehingga kamu bisa memperoleh berbagai layanan keuangan yang didapatkan melalui merchant. Namun, kamu tidak perlu menjadi nasabah untuk suatu bank.Dalam hal ini, umumnya pihak perbankan hanya menjadi tempat bagi penyedia dana, sehingga dapat meminjamkan sejumlah nada kepada pihak nasabah.<h3 style="text-align:justify;">Konsep&nbsp;Direct atau Secara Langsung</h3>Selanjutnya, ada konsep&nbsp;embedded yang dilakukan secara langsung. Dengan konsep ini, maka pihak perbankan akan melakukan kerjasama dan memanfaatkan berbagai ekosistem dan kondisi di&nbsp;platform&nbsp;non-bank. Dampaknya, nasabah dari bank tersebut dapat merasakan dampak keuangan dan fasilitasnya secara langsung.Sebagai contoh, bisa saja suatu atau beberapa bank melakukan kerja sama dengan merchant atau aplikasi tertentu, sehingga para nasabahnya dapat merasakan langsung kemudahan dalam melakukan berbagai aktivitas keuangan.<h2 style="text-align:justify;">Manfaat&nbsp;Embedded Finance</h2>Setelah membaca penjelasan di bagian sebelumnya, mungkin saja masih ada yang belum paham bagaimana posisi antara pihak perusahaan non-keuangan dan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan.Jadi, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa dalam konsep ini, perusahaan non-keuangan hanya memainkan peran sebagai distributor melalui layanan atau produk keuangan. Selanjutnya, pihak perbankan akan tetap menjadi pusat dari entitas keuangan yang memfasilitasi berbagai layanan.Pihak perbankan umumnya mempunyai berbagai ahli dan infrastruktur yang memadai untuk melakukan berbagai layanan, sehingga konsep embedded pun dapat dilakukan dengan optimal dan efisien.Jika melihat dari perkembangan konsep&nbsp;embedded ini, maka sebenarnya ada berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari pihak perbankan, antara lain sebagai berikut:<h3 style="text-align:justify;">1. Memperluas Kemitraan</h3>Pertama, konsep ini dapat menjadi ajang untuk memperluas kemitraan dengan berbagai&nbsp;platform&nbsp;non-keuangan yang menyediakan layanan keuangan. Kolaborasi dan kerjasama bisnis pun dapat dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan dari setiap perusahaan.Sebagai contoh, suatu bank dapat menawarkan kerjasama dengan aplikasi belanja online, sehingga salah satu sistem pembayarannya dapat dilakukan dengan menggunakan layanan dari perusahaan perbankan tersebut.<h3 style="text-align:justify;">2. Menjadi Sumber Pendapatan Baru</h3>Dengan adanya berbagai kerjasama baru, tentunya akan membuka peluang untuk munculnya sumber pendapatan yang baru bagi perusahaan perbankan. Pihak bank dapat menyediakan fasilitas atau layanan keuangan dengan biaya tertentu, sehingga tetap akan memberikan aliran pendapatan bagi pihak perbankan.<h3 style="text-align:justify;">3. Mendukung Perkembangan Keuangan di Era Digital</h3>Manfaat ketiga, adanya konsep embedded ini juga dapat menjadi pendukung untuk berkembangnya sistem keuangan di era digital ini. Perusahaan perbankan juga&nbsp; dapat memanfaatkan teknologi ini untuk terus beradaptasi serta berinovasi.Perbankan bisa memanfaatkan era digital dengan maksimal, termasuk dengan cara menyediakan berbagai layanan yang mudah dan praktis. Kerjasama dengan berbagai&nbsp;platform&nbsp;non-keuangan pun dapat menjadi ajang untuk mendukung perkembangan tersebut.<h2 style="text-align:justify;">Kondisi&nbsp;Embedded Finance di Indonesia</h2>Di Indonesia, tidak semua masyarakatnya sudah familiar dengan sistem keuangan perbankan. Hingga kini, masih banyak orang yang cenderung memilih sistem transaksi di luar dunia perbankan.Dengan adanya sistem&nbsp;embedded, maka hal ini bisa mendorong berbagai kalangan masyarakat untuk semakin terbiasa dengan sistem pembayaran yang lebih formal.<h3 style="text-align:justify;">Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Digital di Indonesia</h3>Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam konsep ini yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Adanya berbagai kemudahan, maka semakin banyak orang yang dapat menggunakan fasilitas keuangan dengan lebih mudah.Akses masyarakat untuk ekonomi digital pun dapat menjadi semakin dekat, sehingga keuntungan dapat dinikmati oleh berbagai pihak.<h3 style="text-align:justify;">Kendala dalam Pelaksanaan Konsep</h3>Jika dilihat dari segi teknologi pendukungnya, sebenarnya hal tersebut sudah cukup mendukung untuk penerapan berbagai fasilitas keuangan di Indonesia. Namun, tetap masih ada tantangan yang perlu diperhatikan dalam perkembangan keuangan ini.Pertama, masih perlu benar-benar diperhatikan tentang manajemen risiko dari penggunaan teknologi ini. Dengan berbagai kecepatan dan kemudahan yang ada dalam teknologi ini, ternyata memiliki risiko tersendiri bagi mereka yang masih belum terbiasa. Ada berbagai risiko yang perlu dicegah, misalnya kesalahan dalam melakukan transaksi.Kedua, terdapat tantangan yang cukup besar jika ingin mencapai kerjasama yang tepat dalam jangka waktu lama. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bisa melakukan berbagai kerjasama secara konsisten dengan hasil yang terbilang optimal.Itulah berbagai penjelasan tentang konsep keuangan yang satu ini. Sebenarnya, penerapannya di Indonesia bukan hal asing lagi untuk beberapa waktu terakhir.Saat ini, perkembangan di dunia keuangan digital sudah sangat masif, baik dalam bentuk perbankan maupun melalui&nbsp;platform&nbsp;lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk dunia investasi yang kini telah semakin mudah untuk dilakukan.Dengan melakukan investasi, kamu bisa mendapatkan sejumlah pendapatan pasif sesuai dengan jenis investasinya. Namun, apakah kamu sudah tahu kamu kalau kamu bisa melakukan investasi sekaligus membantu masyarakat dan perkembangan UMKM?Buat kamu yang ingin melakukan investasi, namun juga ingin sekaligus membantu masyarakat dan para pelaku UMKM, ada kabar baik yang perlu kamu tahu,&nbsp;nih!Sekarang, kamu bisa melakukan investasi di Amartha dan mendapatkan pendapatan pasif setiap minggunya. Selain itu, kamu pun akan turut memberikan dampak nyata terhadap perkembangan masyarakat dan UMKM.Sama halnya dengan perkembangan&nbsp;embedded finance yang turut mendorong perekonomian masyarakat, melalui Amartha, kamu juga dapat memberikan berbagai dampak dorongan yang nyata. Jadi, jangan ragu lagi, segera daftarkan diri dan mulai berinvestasi di&nbsp;<a href="https://amartha.com/">Amartha</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Embedded Finance: Pengertian, Konsep, Manfaat, dan Kondisi di Indonesia

large_happiness-asian-woman-hand-with-coin-stack-financial-business-ideas-concept (1).jpg

medium_happiness-asian-woman-hand-with-coin-stack-financial-business-ideas-concept (1).jpg

small_happiness-asian-woman-hand-with-coin-stack-financial-business-ideas-concept (1).jpg

thumbnail_happiness-asian-woman-hand-with-coin-stack-financial-business-ideas-concept (1).jpg

cara investasi di usia muda

Semua pastinya ingin dong tetap bisa menjalani hidup nyaman di masa tua nanti, betul? Usia muda bukanlah halangan untuk melek finansial dan mencapai&nbsp;financial freedom.&nbsp;Justru, kamu bisa memanfaatkan waktu dan tenaga saat masih muda untuk mengumpulkan uang sebanyak–banyaknya agar tidak merepotkan siapapun nantinya.&nbsp;Salah satu caranya yaitu dengan memulai belajar investasi sejak dini. Kamu perlu mengetahui cara investasi di usia muda yang aman dan menguntungkan.&nbsp;Selain aktivitas menabung, melakukan investasi juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan situasi&nbsp;financial freedom atau kondisi keuangan yang aman di masa depan.&nbsp;Investasi sendiri merupakan aktivitas menyimpan atau menempatkan dana pada periode waktu tertentu dengan tujuan dari penyimpanan dana tersebut akan memberikan keuntungan atau peningkatan nilai investasi. Sedangkan seseorang yang berinvestasi disebut dengan investor atau penanam modal.Saat ini, ada banyak sekali berbagai instrumen investasi yang bisa para investor muda pilih misalnya surat berharga negara, obligasi negara, p2p lending, reksadana, emas, hingga properti. Namun, yang perlu kamu ingat adalah apapun instrumen investasi yang dipilih, akan selalu ada risiko, oleh sebab itu penting banget untuk kamu juga memahami&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/tentang-amartha/penting-buat-lender-ini-cara-mitigasi-risiko-di-amartha/">profil risiko</a> setiap investasi yang kamu pilih.<h2>Keuntungan Berinvestasi Daripada Menabung</h2>Pada dasarnya, kedua pilihan untuk menyimpan uang dengan cara menabung ataupun diinvestasikan sama-sama baik untuk dipilih, karena dua cara tersebut mampu menjadi wadah untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Namun jika dibandingkan, berinvestasi memiliki lebih banyak keuntungan, terutama jika kamu ingin menyimpan uang dalam jangka panjang dan menginginkan potensi nilai uang yang bertambah seiring waktu.Berikut sederet keuntungan yang menjadi alasan investasi lebih menguntungkan dibandingkan dengan menabung:<ul><li>Penambahan atau pertumbuhan nilai aset jauh lebih menjanjikan. Nilai uang yang diinvestasikan bisa berlipat dan bertumbuh dengan strategi&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/tentang-amartha/compounding-effect-pahami-pentingnya-dan-contoh-untuk-tingkatkan-return-investasi/">compounding effect.</a></li><li>Sama dengan menabung di lembaga konvensional, instrumen investasi legal juga diawasi secara langsung oleh pihak OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. OJK adalah lembaga resmi yang bertugas untuk mengawasi dan memastikan setiap jasa keuangan di dalam negeri menjalankan tugasnya sesuai aturan serta regulasi yang berlaku. Sehingga, proses aktivitas investasi yang dilakukan dapat lebih aman dan nyaman.</li><li>Investasi mampu menjadi solusi untuk menjaga nilai uang dari laju inflasi.</li></ul><h2>Alasan Anak Muda Harus Memulai Investasi</h2>Biasanya, tantangan utama anak muda di usia 20an dalam persoalan keuangan adalah keinginan untuk ‘membeli’ pengalaman baru yang lebih besar, dibandingkan&nbsp;saving untuk keperluan jangka panjang. Meski tidak sepenuhnya salah, namun kamu tetap perlu merencanakan keuangan di masa depan sejak dini, misalnya dengan melakukan investasi atau pendanaan.Memang kenapa sih, anak mudah harus memulai investasi sejak dini? Berikut beberapa alasannya.<h3>1. Mempercepat Pencapaian Tujuan Finansial</h3>Investasi bisa mempercepat tujuan finansial yang diinginkan. Semakin cepat tujuan finansial tercapai, semakin cepat juga kebebasan finansial didapatkan.&nbsp;<h3>2. Persiapan Dana Pensiun</h3>Tujuan finansial bisa bermacam-macam bentuknya, termasuk mempersiapkan dana pensiun. Semua orang pasti ingin hidup dengan nyaman di masa tua nanti, kan? Nah, investasi di usia muda bisa membantu untuk mempersiapkan masa depan yang lebih aman secara finansial, asalkan dapat memilih instrumen investasi yang tepat.<h3>3. Mengatasi Inflasi</h3>Investasi dapat melindungi nilai uang dari efek inflasi. Dalam jangka panjang, inflasi dapat mengurangi nilai uang seiring waktu. Sedangkan tingkat pertumbuhan nilai investasi bisa jauh melebihi inflasi sehingga nilai uang yang diinvestasikan bisa berkembang secara optimal. Namun, imbal hasil dari investasi umumnya tergantung dari jenis instrumen yang dipilih dan tentunya terdapat risiko investasi yang perlu diantisipasi oleh para investor atau lender.<h3>4. Menambah Sumber Penghasilan</h3>Investasi berbeda dengan menabung, dimana uang dibiarkan mengendap tanpa adanya pertumbuhan nilai yang signifikan. Sedangkan, investasi adalah proses uang tetap ‘produktif’ yang artinya nilai uang yang dimiliki akan terus bertambah karena adanya perputaran uang atau pertumbuhan nilai. Dengan kata lain, dana investasi kamu akan tetap ‘bekerja’ dan bisa menjadi sumber penghasilan lain saat pencairan.<h3>5. Memperkecil Risiko Terlilit Utang</h3>Yuk, capai hidup tenang tanpa hutang! Dengan berinvestasi kita menjadi lebih&nbsp;aware&nbsp;terhadap uang karena ada proses menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin. Beberapa instrumen investasi memiliki tenor pendek, sehingga dana investasi bisa lebih mudah dicairkan saat dibutuhkan. Jadi, kita tidak akan kekurangan atau bahkan sampai terlilit hutang.<h3>6. Memahami Mengelola Keuangan</h3>Dengan memutuskan untuk melakukan investasi atau pendanaan, anak muda akan belajar cara mengelola risiko keuangan agar mengurangi potensi kerugian dalam investasi, kita juga akan lebih memahami istilah-istilah dalam keuangan, dan juga regulasi keuangan.<h3>7. Membangun Kebiasaan Baik</h3>Rutin melakukan pendanaan atau investasi, tanpa sadar membuat kita menjadi lebih disiplin dalam mengatur keuangan, karena mengharuskan kita menumbuhkan perilaku berhemat. Kebiasaan berhemat ini akan menjadikan kita selalu merasa aman dan cukup.&nbsp;So, memulai investasi di usia muda bisa membantu kita membangun kebiasaan baik dalam mengelola uang mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih stabil.<h3>8. Mendapatkan Keuntungan dari Waktu</h3>Salah satu keuntungan utama investasi adalah memahami bahwa waktu adalah faktor penting dalam memaksimalkan keuntungan. Anak muda memiliki banyak waktu untuk menginvestasikan uang mereka dan mendapatkan keuntungan. Sehingga semakin dini anak muda mulai berinvestasi, semakin banyak juga keuntungan yang akan didapat di kedepannya.<h2>Panduan Cara Berinvestasi di Usia Muda</h2>Buatmu yang ingin memulai investasi atau pendanaan, kamu cukup mengikuti beberapa panduan ini tanpa perlu bingung lagi.<h3>1. Menentukan Tujuan Investasi&nbsp;</h3>Sebelum memulai investasi, kamu bisa tentukan tujuan investasi terlebih dahulu. Hal ini penting bagi investor pemula agar memudahkan kamu dalam mengambil beberapa keputusan saat proses penanaman modal.Sebagai contoh, kamu ingin menanam modal untuk modal bisnis di masa depan, ingin membeli properti, ingin menikah hingga mengumpulkan uang sebagai dana pensiun. Tujuan investasi ini&nbsp;nantinya akan berpengaruh pada keputusan dalam memilih jenis-jenis investasi. Misalnya dalam mempertimbangkan jangka waktu penanaman modal yang ideal, profil risiko yang disanggupi dan instrumen investasi yang akan dipilih.&nbsp;Namun, pada&nbsp;ada dasarnya ada 3 tujuan utama dalam berinvestasi, sebagai berikut:<h4>Safety</h4>Tidak ada investor yang ingin merugi, karena itu faktor keamanan sangat penting dalam keputusan memilih jenis- jenis investasi. Misalnya lebih memilih investasi dengan nilai risiko yang lebih rendah, dijamin pengembaliannya oleh pemerintah serta selalu pastikan instrumen investasi tersebut sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.<h4>Gain</h4>Proses investasi idealnya adalah memilih jenis-jenis investasi yang sifatnya stabil dan tentu saja menguntungkan. Memastikan juga hasil investasi ini bisa berjalan mengimbangi inflasi yang terjadi di masa depan.<h4>Growth</h4>Pastikan nilai investasi yang dilakukan&nbsp;growth atau berkembang, misalnya dengan mengembangkan modal awal hingga berkali-kali lipat (capital growth). Tak perlu khawatir, seiring waktu tujuan investasi bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami setiap jenis-jenis investasi yang ada, sehingga&nbsp;growth investasi bisa lebih maksimal.Baca Juga:&nbsp;<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/cuma-100-ribu-ini-cara-investasi-untuk-pelajar/">Cuma 100 Ribu, Ini Cara Investasi Untuk Pelajar</a><h3>2. Pahami Jenis dan Risiko Investasi Secara Umum</h3>Perlu kamu ketahui, tingkat risiko investasi itu berbeda-beda sesuai dengan jenis investasi yang akan kamu pilih. Namun prinsipnya tetap sama yaitu&nbsp;high risk high return&nbsp;atau&nbsp;low risk low return.Artinya, semakin tinggi risiko suatu investasi maka peluang mendapatkan untung besar pun semakin tinggi. Di sisi lain, semakin rendah tingkat resikonya maka peluang keuntungan pun semakin rendah juga. Jadi,ada baiknya kamu memahami setiap jenis investasi beserta resikonya untuk mengurangi potensi kerugian.<h3>3. Memilih Jangka Waktu Investasi</h3>Jangka waktu investasi bisa bervariasi tergantung dari instrumen apa dipilih. Ada yang memiliki tenor harian, hingga tahunan. Cara menentukan jangka waktu investasi tergantung pada target, profil risiko, ketersediaan waktu dan dana, serta kebutuhan masing-masing investor.Bila mengacu pada pengelompokan risiko berdasarkan tujuan investasi, maka kamu bisa menggunakan acuan jangka waktu investasi sebagai berikut:Tujuan keuangan jangka pendek = Jangka waktu investasi &lt; 3 tahun (Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, obligasi pasar uang dan p2p lending)Tujuan keuangan jangka menengah = Jangka waktu investasi 3-5 tahun (Reksadana campuran, reksadana saham, p2p lending)Tujuan keuangan jangka panjang = Jangka waktu investasi di atas 5 tahun (Saham, SBN dan lainnya<h3>4. Tentukan Instrumen Investasi yang Diinginkan</h3>Saat ini ada banyak jenis instrumen&nbsp;<a href="https://amartha.com/id_ID/100ribusejutapeluang/">investasi</a> untuk anak muda sebagai investor pemula maupun investor profesional. Mulai dari investasi dengan tingkat risiko rendah, menengah, hingga risiko tinggi.&nbsp;Oleh karena itu, pastikan untuk kamu mempelajari berbagai jenis investasi mulai dari cara kerja, tingkat resiko, imbal hasil yang didapatkan, hingga tenor yang diinginkan untuk memudahkan kamu dalam menentukan instrumen investasi apa yang ingin dipilih.&nbsp;<h3>5. Pilih Platform Pendanaan yang Kredibel</h3>Buat kamu yang baru ingin memulai pendanaan di usia muda, Amartha bisa jadi pilihan platform&nbsp;p2p lending pilihanmu. Pendanaannya bisa dimulai dari modal kecil, yaitu 100 ribu rupiah aja! Disini kamu bisa mendapatkan keuntungan imbal hasil hingga 15%&nbsp;flat per tahun yang cair setiap minggunya.Sebagai&nbsp;prosperity platform, Amartha telah memiliki izin usaha dari&nbsp;<a href="https://www.ojk.go.id/en/berita-dan-kegiatan/pengumuman/Pages/OJK-Certifies-Amartha-Mikro-Fintek-as-Registered--IT-Based-Money-Lending-Services-Provider.aspx">Otoritas Jasa Keuangan</a> (OJK) sejak tahun 2019.Hingga saat ini, Amartha telah berhasil menghubungkan pendana&nbsp;(lender) dan mitra usaha&nbsp;(borrower) dengan total dana tersalurkan 12 triliun rupiah, kepada lebih dari 1,7 juta mitra perempuan pengusaha ultra mikro di 42.000 desa.&nbsp;So jangan tunggu nanti, ini saatnya kamu mulai untuk melakukan pendanaan di usia muda di Amartha.

5 Cara Investasi di Usia Muda yang Aman dan Menguntungkan

large_hand-holding-growth-arrow-with-coins.jpg

medium_hand-holding-growth-arrow-with-coins.jpg

small_hand-holding-growth-arrow-with-coins.jpg

thumbnail_hand-holding-growth-arrow-with-coins.jpg

passive income 2023

Di tahun 2023 ini, peluang mendapatkan&nbsp;passive income semakin beragam disertai semakin banyaknya orang mulai berbondong-bondong mencari cara untuk mendapatkan pendapatan pasif. Karena bagi&nbsp;mereka yang punya pendapatan pasif, cenderung akan lebih untung karena bisa punya penghasilan lebih diluar dari penghasilan bulanan. Lalu, bagaimana cara mendapatkan passive income yang menguntungkan?<h2 style="text-align:justify;">Arti Passive Income</h2>Arti&nbsp;passive income&nbsp;adalah penghasilan tambahan yang diperoleh oleh seseorang dari hasil aktivitas ekonomi&nbsp;tanpa harus terlibat aktif untuk mendapatkannya.&nbsp;Salah satu cara mendapatkan passive income adalah dengan melakukan pendanaan&nbsp;Peer to Peer&nbsp;atau biasa disebut juga P2P&nbsp;lending&nbsp;yang kini kian diminati.P2P&nbsp;lending&nbsp;menawarkan peluang pendanaan 2023 bersistem&nbsp;crowdfunding. Artinya, beberapa investor dapat menanamkan modal di platform pendanaan dan berperan sebagai pemilik modal untuk penerima pendanaan.&nbsp;Salah satu platform yang memiliki sistem&nbsp;crowdfunding ini adalah Amartha.<h2 style="text-align:justify;">Apa Itu Amartha?</h2>Amartha merupakan&nbsp;prosperity platform dengan&nbsp;<a href="https://amartha.com/">layanan keuangan digital</a> untuk membangun ekonomi yang kuat dari akar rumput demi mewujudkan kesejahteraan merata.Kami menghubungkan investor atau&nbsp;lender&nbsp;dengan perempuan pengusaha mikro yang berada di pedesaan Indonesia sebagai penerima pinjaman.Amartha sendiri sudah berdiri dari tahun 2010 sebagai&nbsp;microfinance. Kemudian di tahun 2016, Amartha membuka akses permodalan yang lebih luas lagi dengan menjadi perusahaan&nbsp;financial technology (fintech).<h2 style="text-align:justify;">Cara Mendapatkan Passive Income di Amartha</h2>Amartha merupakan prosperity platform yang memiliki sistem pendanaan online&nbsp;crowdfunding&nbsp;yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi akar rumput di Indonesia.&nbsp;Platform&nbsp;Amartha melayani pendanaan modal untuk pelaku bisnis UMKM, khususnya pengusaha yang tidak memiliki akses layanan keuangan. Sehingga Amartha juga menawarkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan para pelaku bisnis mikro di Indonesia.Amartha adalah pilihan tepat untuk pendanaan, karena kamu sebagai&nbsp;lender juga bisa mendapatkan&nbsp;passive income. Peluang pendanaan yang ditawarkan ini cocok untuk investor pemula dan investor yang memiliki keterbatasan modal karena bisa dimulai hanya dengan modal Rp 100.000 saja. Sistem pendanaan ini tentu sangat cocok untuk target keuangan 2023 kamu.&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Kenapa Harus di Amartha?</h2>Amartha merupakan solusi&nbsp;<a href="https://amartha.com/individu/microfinance-marketplace/">pendanaan umkm p2p lending</a> dengan beberapa alasan kenapa&nbsp;platform&nbsp;yang satu ini menjadi salah satu aplikasi pendanaan&nbsp;passive income yang perlu dipertimbangkan. Berikut alasan-alasannya:<h3 style="text-align:justify;">1.&nbsp; Menawarkan Bagi Hasil yang Menarik</h3>Alasan pertama, sekaligus sebagai salah satu kelebihannya yaitu menawarkan bagi hasil yang kompetitif. Kamu bisa mulai pendanaan dengan modal yang kecil mulai dari Rp 100.000 aja, loh!Kamu juga bisa mendapatkan keuntungan imbal hasil hingga 15%&nbsp;flat per tahun, di mana dana pokok dan keuntungan dibayarkan setiap minggu melalui aplikasi Amartha.<h3 style="text-align:justify;">2.&nbsp; Memiliki ISO</h3>Tak perlu khawatir, platform Amartha sudah terdaftar dan diawasi, serta memiliki sertifikat resmi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Amartha juga sudah menggunakan sistem pengelolaan risiko terintegrasi di lapangan.Dalam upaya menciptakan rasa aman bagi para&nbsp;lender di Amartha dan penerima dana pinjaman, Amartha telah menerapkan sistem manajemen keamanan informasi berstandar ISO 27001. ISO 27001 merupakan rujukan utama bagi organisasi/perusahaan dalam hal sistem keamanan informasi.Proses menjalankan pendanaan ini juga sangat mudah sekali dilakukan. Pasalnya, kamu bisa modalin dengan memantaunya langsung melalui aplikasi Amartha di smartphone.<h3 style="text-align:justify;">3.&nbsp; Modal yang Relatif Kecil</h3>Kamu bisa mulai pendanaan dengan modal yang relatif kecil di Amartha. Di sini kamu bisa memulainya dengan modal Rp100.000 saja. Dengan modal yang relatif kecil, Amartha mengajak investor dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerjaan kantoran dan lainnya untuk mulai melakukan pendanaan.Selain untuk pemula, layanan&nbsp;<a href="https://dashboard.amartha.com/v4/login">P2P&nbsp;lending</a>&nbsp;berupa crowdfunding di Amartha juga cocok untuk investor yang sudah berpengalaman.<h3 style="text-align:justify;">4.&nbsp; Passive Income Mingguan</h3>Kelebihan lainnya di Amartha adalah kamu bisa mendapatkan&nbsp;passive income mingguan. Danai mitra sesuai dengan profil risiko yang kamu pilih, selanjutnya kamu bisa mendapatkan profit dari pembayaran pokok dan installment&nbsp;dengan&nbsp;return pengembalian di setiap minggu.Kamu juga bisa memantau perkembangan aset atau modal yang kamu tanamkan setiap harinya melalui aplikasi Amartha yang bisa di download dari smartphone.<h3 style="text-align:justify;">5. Dapat Melakukan Compounding Effect</h3>Tidak hanya itu saja, bahkan dengan&nbsp;passive income yang cair secara mingguan ini memungkinkan kamu untuk melakukan&nbsp;compounding effect,&nbsp;yakni&nbsp;re-invest keuntungan bagi hasil dari saldo mengendap untuk diputar lagi. Dengan kata lain, saldo keuntungan dari pendanaan di Amartha bisa kamu gunakan untuk mendanai lagi. Bagi hasilnya jadi berlipat ganda,&nbsp;deh!<h3 style="text-align:justify;">6.&nbsp; Sistem Crowdfunding</h3>Ada banyak sekali pelaku bisnis UMKM yang bisa kamu danai di Amartha dengan sistem&nbsp;crowdfunding. Mulai dari bisnis kuliner, penjahit, dan masih banyak lainnya, yang menciptakan dampak positif untuk ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan ini, kamu bebas memilih jenis usaha mitra yang ingin kamu danai sesuai dengan keinginanmu. Silahkan cek para pelaku bisnis UMKM terlebih dahulu di aplikasi Amartha.Informasi terkait portofolio pelaku bisnis pun lengkap. Kamu bisa mengetahui informasinya langsung pada aplikasi.<h3 style="text-align:justify;">7. Prosperity Platform</h3>Sejak berdiri, Amartha fokus memberdayakan perempuan di pedesaan agar menjadi pengusaha UMKM yang mandiri dan sejahtera. Hingga saat ini, Amartha telah berhasil menghubungkan pendana (lender) dan mitra usaha&nbsp;(borrower) dengan total dana tersalurkan per Januari 2024 sebesar 15,5 triliun rupiah, kepada lebih dari 2,1 juta mitra perempuan pengusaha mikro di lebih dari 42.000 desa.&nbsp;Banyak dampak juga yang telah diciptakan dari komunitas ini, mulai dari terbukanya lapangan pekerjaan baru hingga pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka.Itulah informasi seputar cara mendapatkan&nbsp;passive income dengan model&nbsp;<a href="https://amartha.com/individu/microfinance-marketplace/">p2p lending</a> yang ditawarkan oleh Amartha. Tertarik untuk melakukan pendanaan? Yuk,&nbsp;download&nbsp;dan mulai mendanai sekarang juga!Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=com.amartha.investor&amp;_gl=1*kox9pz*_ga*Nzg4NzcwNjU3LjE2NjAxMTY0NzI.*_ga_MYGNVN96DZ*MTY5MTMzNTA2Mi4xMTIzLjEuMTY5MTMzNTExNS43LjAuMA..&amp;shortlink=hn9rrbn8&amp;c=test_PR&amp;pid=PRTest&amp;source_caller=ui">Android</a>Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://apps.apple.com/id/app/amartha/id1473584695?_gl=1*8yzti8*_ga*Nzg4NzcwNjU3LjE2NjAxMTY0NzI.*_ga_MYGNVN96DZ*MTY5MTMzNTA2Mi4xMTIzLjEuMTY5MTMzNTExNS43LjAuMA..&amp;shortlink=hxcq7mtv&amp;c=PR%20channel%20dskt%20iOS&amp;pid=PR%20channel&amp;source_caller=ui">iOS</a>

Intip Peluang Raih Passive Income 2023 Bersama Amartha

large_8432.jpg

medium_8432.jpg

small_8432.jpg

thumbnail_8432.jpg

8432.jpg

Dalam dunia investasi,&nbsp;compounding effect adalah salah satu konsep pendanaan yang perlu kamu pahami, jika ingin menghasilkan keuntungan dengan maksimal di masa mendatang.Dengan menjalani konsep efek&nbsp;compounding atau&nbsp;compounding effect ini, maka kamu bisa mendapatkan nilai pendanaan yang bertambah dari waktu ke waktu.<h2 style="text-align:justify;">Pengertian Compounding Effect</h2>Pengertian&nbsp;compounding effect adalah&nbsp;strategi pendanaan di mana investor menginvestasikan kembali hasil keuntungan dari aset pendanaan sebelumnya sehingga bisa memberikan return pendanaan yang lebih besar dan berlipat di masa datang.&nbsp;Compounding effect ini juga sering dikenal dengan istilah “bunga berbunga”. Dikarenakan return dari pendanaan sebelumnya akan ikut menaikan tingkat&nbsp;return pada pendanaan berikutnya.<h2 style="text-align:justify;">Contoh Compounding Effect Return</h2>Berikut contoh dari&nbsp;compounding effect berupa&nbsp;compound return yang dihasilkan:Misalnya, seorang investor melakukan investasi dengan total sebesar Rp10 juta dan hasil&nbsp;return yang didapatkan adalah sebesar 20 persen/tahun atau Rp2 juta.Dengan begitu, investor akan memiliki total investasi sebesar Rp12 juta dalam satu tahun yang bisa ditarik atau&nbsp;withdraw&nbsp;semua dana awal + hasil keuntungannya.Nah, jika investor memilih untuk menggunakan konsep&nbsp;compounding effect, ia akan memilih Rp2 juta yang didapatkan dari return investasi di tahun pertama untuk berinvestasi lagi di tahun berikutnya.Anggap saja, di tahun kedua masih mendapatkan&nbsp;return yang sama, yaitu 20 persen dengan nilai dana Rp 10 juta ditambah Rp 2 juta. Maka total keuntungan investasi di tahun kedua akan bertambah menjadi Rp2,4 juta. Bertambah sebesar Rp400.000 dari tahun sebelumnya.Ada pun perhitungannya adalah {12 juta + (20% x 12 juta)}.Alhasil, total aset investasi yang dimiliki sekarang sebesar Rp 14,4 juta.Jika dibandingkan dengan lanjut investasi tanpa memasukan&nbsp;return investasi sebelumnya, maka investor hanya mendapatkan total investasi sebesar Rp 14 juta.Bayangkan jika investor tersebut melakukan konsep&nbsp;compounding effect selama 5-10 tahun ke depan, berapa banyak keuntungan berlipat yang akan didapatkan daripada hanya menggunakan dana awal saja. Namun, pastikan dana yang digunakan untuk berinvestasi adalah uang dingin, yakni uang yang tidak ada niat untuk digunakan dalam waktu dekat, sehingga tidak mengganggu pos keuangan rutin.Tidak tertutup pada satu jenis investasi, konsep&nbsp;compounding effect ini dapat diaplikasikan di banyak investasi yang mungkin kamu miliki, misalnya deposito, berbagai macam reksadana, obligasi, maupun pada&nbsp;p2p lending.<h2 style="text-align:justify;">Pentingnya Compounding Effect</h2>Compounding effect&nbsp;ini memainkan peranan penting untuk mendapatkan return investasi maksimal tanpa harus banyak membaca report dan grafik.Nah, jika kamu ingin bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari&nbsp;compounding effect,&nbsp;<a href="https://www.amgfunds.com/research-and-insights/investment-essentials/practical/the-effect-of-compounding/">AMG Funds</a> menyebutkan ada tiga hal yang diperlukan, seperti; investasi awal tetap diinvestasikan, reinvestasi pendapatan, dan waktu. Artinya, semakin banyak waktu Anda memberikan investasi Anda, semakin Anda dapat mempercepat potensi pendapatan dari investasi awal Anda.<ul><li style="text-align:justify;">Konsisten untuk tetap berinvestasi pada instrumen investasi yang sudah dipilih</li><li style="text-align:justify;">Mampu menginvestasikan kembali&nbsp;return yang didapatkan dari instrumen investasi sebelumnya ke periode selanjutnya.</li><li style="text-align:justify;">Berikan banyak waktu untuk mempelajari untuk setiap instrumen investasi yang dipilih untuk mempercepat potensi&nbsp;return investasi yang dihasilkan.</li></ul>Dengan kata lain, menerapkan&nbsp;compounding effect dengan tepat bisa membuat hasil&nbsp;return dari investasi akan terus bertambah seiring waktu.Perlu diingat untuk dapat menerapkan efek&nbsp;compounding dengan maksimal dalam investasi jangka panjang, kuncinya adalah kesabaran, konsisten, serta pastikan untuk dilakukan dengan segera.<h3 style="text-align:justify;">Mulai Terapkan Compounding Effect di Amartha</h3>Dari bahasan di atas, sudah mulai memahami&nbsp;compounding effect, bukan? Nah, kamu bisa langsung menerapkan&nbsp;compounding effect&nbsp;saat melakukan pendanaan di Amartha, loh.Caranya setiap&nbsp;weekly repayment cair, kamu bisa gunakan&nbsp;return pendanaan atau imbal hasil tersebut untuk melakukan pendanaan berikutnya. Sehingga&nbsp;return dari pendanaan terbaru kamu akan bertambah.So, kalau kamu belum mulai melakukan pendanaan, yuk mulai dari sekarang mulai mendanai di&nbsp;prosperity platform&nbsp;Amartha. Amartha merupakan platform pendanaan yang menghubungkan investor dengan pengusaha UMKM di Indonesia dalam pembiayaan usaha.Yuk jadi bagian dari pendana baik di Amartha dengan modalin&nbsp;<a href="https://amartha.com/">pengusaha mikro</a>&nbsp;mulai dari Rp100.000, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15%&nbsp;flat&nbsp;per tahunnya. Sekaligus terapkan compounding effect&nbsp;dalam pendanaan dan rasakan imbal bagi hasil yang maksimal.

Compounding Effect: Pahami Pentingnya dan Contoh Untuk Tingkatkan Return Investasi 

small_sukses-finansial-di-usia-muda-ikuti-5-strategi-ini.jpeg

thumbnail_sukses-finansial-di-usia-muda-ikuti-5-strategi-ini.jpeg

sukses-finansial-di-usia-muda-ikuti-5-strategi-ini.jpeg

Sukses finansial menjadi dambaan setiap orang, termasuk para generasi muda. Apakah mungkin dapat mencapai kesuksesan finansial di usia yang terbilang muda? Tidak ada yang tidak mungkin. Kembali lagi pada definisi sukses dalam segi finansial menurut masing-masing pribadi.&nbsp;



Namun orang-orang pada umumnya menganggap finansial yang sukses ialah ketika pribadi dapat mulai menabung atau menimbun kekayaan. Benarkah demikian? Sesungguhnya setiap orang bebas menerjemahkan kesuksesan finansial versi dirinya masing-masing.



<h2>Tips Sukses Finansial Bagi Generasi Muda</h2>



Apapun kesuksesan dalam finansial versi kamu, jika tujuanmu agar dapat memiliki masa depan atau hari tua yang tenang dan nyaman tanpa masalah finansial. Bisa mengikuti tips atau strategi di bawah ini untuk atur finansialmu!



<h3>Membuat Rencana Keuangan</h3>



Rencana keuangan tentu membutuhkan rencana hidup secara garis besar juga. Dengan memiliki rencana yang berisikan tujuan atau hal yang ingin dilakukan dalam beberapa tahun ke depan, memudahkan kamu mengatur financial planmu.&nbsp;



Memakai perencanaan dan timeline seperti ini membuatmu mengetahui hal apa saja yang harus dan akan kamu capai. Jika menginginkan sesuatu, berapa dana yang harus didapatkan ataupun dikeluarkan.&nbsp;



<h3>Mengatur Gaya Hidup</h3>



Banyak yang mengatakan generasi Z saat ini merupakan generasi yang konsumtif. Karena didukung juga dengan kemajuan pesat teknologi yang memudahkan mereka memperoleh apapun, apalagi untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya.&nbsp;



Tak jarang gaya hidup yang mewah juga dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan, ataupun ilusi sempurna hidup mewah yang kerap ditemui di internet.&nbsp;



Ada baiknya untuk dapat menyusun prioritas kebutuhan dan mengesampingkan keinginan yang tak terlalu penting. Mengatur gaya hidup menjadi sesuai kebutuhan dan kecukupan finansial haruslah mulai dikerahkan.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/catat-5-cara-mandiri-secara-finansial-tanpa-terjerat-hutang/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Catat! 5 Cara Mandiri Secara Finansial Tanpa Terjerat Hutang</a></pre>



<h3>Mengelola Hutang</h3>



Di masa kini juga lebih mudah bagi siapapun untuk memperoleh kredit atau pinjaman. Namun, bukan berarti kamu bisa seenaknya memanfaatkan uang pinjaman atau hutang untuk keperluan konsumtif yang tak perlu. Mulai cicil hutang atau kredit yang ada dengan rajin, tidak menunggak.&nbsp;



Bahkan juga melunasi semua hutang-hutang, agar kedepannya tanggungan kamu juga jadi berkurang. Jangan sampai hutang masih menumpuk namun sudah mencari sumber hutang lain. Atau sampai berhutang demi melunasi hutang sebelumnya. Bukankah itu sama saja dengan gali lubang tutup lubang?



<h3>Mencari Penghasilan Tambahan</h3>



Di masa kini, mudah untuk memperoleh penghasilan tambahan dari berbagai macam side hustle demi mencapai sukses finansial. Kamu bisa memilih pekerjaan sampingan yang paling mudah dilakukan tanpa perlu mengganggu pekerjaan utamamu.&nbsp;



Seperti misalnya memulai bisnis online, menjadi reseller atau dropshipper, freelancing dan banyak pilihan lainnya. Namun pastikan kamu juga cukup waktu untuk melakukan ini semua. Kalau kamu hobi menulis atau memotret, maka bisa menjadikan hobi itu peluang usaha.



<h3>Mulai Berinvestasi</h3>



Saat ini, kamu juga bisa mulai melakukan investasi untuk modal masa depan. Kamu bisa berinvestasi setidaknya 10 – 20 persen dari gaji bulananmu. Karena dengan berinvestasi, akan&nbsp; mendapatkan keuntungan dibanding dengan menyimpannya sebagai tabungan saja.&nbsp;



Sebelumnya, pastikan memahami instrumen investasi yang akan kamu pilih. Jangan lupa menentukan tujuan investasimu dan memahami segala hal sebelum memutuskan untuk berinvestasi.&nbsp;



Salah satu cara mengembangkan strategi untuk sukses finansial ialah mulai investasi menjadi pemberi pinjaman (lender) di Amartha. Berinvestasi aman dan nyaman dengan sistem microfinance marketplace yang telah berizin dan diawasi oleh OJK. Siap dukung UMKM di Indonesia jadi lebih berkembang? Yuk, modalin mulai dari Rp100.000, kamu akan menerima pendapatan pasif mingguan, dengan imbal hasil sampai 15%&nbsp;flat&nbsp;per tahun.



Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

Sukses Finansial di Usia Muda, Ikuti 5 Strategi Ini!

small_catat-5-cara-mandiri-secara-finansial-tanpa-terjerat-hutang.jpeg

thumbnail_catat-5-cara-mandiri-secara-finansial-tanpa-terjerat-hutang.jpeg

catat-5-cara-mandiri-secara-finansial-tanpa-terjerat-hutang.jpeg

Setiap orang mempunyai impian untuk bisa mandiri secara finansial. Dapat menggunakan uang yang dimiliki untuk memenuhi segala kebutuhannya, tanpa harus was-was terjerat hutang. Memang apa sebenarnya mandiri secara finansial itu?&nbsp;



Dilansir dari Investopedia, mandiri finansial adalah kondisi ketika seseorang memiliki kekayaan yang cukup untuk dapat hidup dengan baik, tanpa perlu bekerja.&nbsp;



Sedangkan menurut sebuah survei yang dilakukan kepada anak-anak muda Amerika usia 15-29,&nbsp; mandiri finansial adalah ketika seseorang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tanpa mendapat bantuan dari keluarga.



Menariknya, ukuran financial independence dapat berbeda pada setiap orang. Tergantung tujuan perencanaan keuangan dan keinginannya di masa depan. Namun, cara-cara untuk membuat kamu dapat mandiri finansial dari dulu sampai sekarang tetap sama. Hal yang membedakan adalah keteguhan untuk menjalaninya.



<h2>5 Cara Mandiri Secara Finansial Tanpa Terjerat Hutang</h2>



Berikut ini kiat-kiat agar bisa menjadi seseorang yang mandiri secara finansial:



<h3>Susun Perencanaan Keuangan</h3>



Cara pertama agar bisa financial independence yaitu terbiasa menyusun perencanaan keuangan. Tanpa adanya rencana keuangan, pengeluaranmu akan sulit untuk dikontrol.&nbsp;



Mulai bangun kebiasaan membuat budgeting. Bagi uang penghasilanmu untuk kebutuhan setiap bulan, hiburan, tabungan, dan dana darurat. Pastikan kamu juga mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran.&nbsp;



<h3>Rutin Menabung</h3>



Buka tabungan dengan rekening terpisah untuk dana darurat dan simpanan. Dana darurat adalah uang yang bisa kamu tarik, ketika kamu membutuhkan dana untuk pengeluaran tidak terduga. Sedangkan tabungan simpanan merupakan dana yang kamu simpan untuk keperluan yang sudah kamu rencanakan.&nbsp;



Sebenarnya kamu bisa saja membeli sesuatu dengan cara kredit. Prosesnya lebih cepat dan memudahkan.Namun jika sudah terbiasa menahan diri dalam menggunakan kartu kredit, maka itu lebih baik.&nbsp;



<h3>Membeli Sesuai Kebutuhan&nbsp;</h3>



Salah satu tantangan yang menyulitkan siapapun adalah menahan rasa ingin membeli barang. Kamu tidak begitu membutuhkan barang tersebut, tetapi rasanya ingin sekali untuk membeli dan mengoleksi.&nbsp;



Sebenarnya kamu boleh saja membeli sesuatu karena ingin. Pada saat awal menyusun&nbsp; budgeting pasti ada alokasi khusus untuk hiburan. Misalnya membeli pakaian, menonton film, membeli elektronik, makan di restoran, atau berlibur.&nbsp;



Asalkan kamu tahu kapan bisa menggunakan uang untuk hiburan dan kapan harus berhemat. Serta sebaiknya hindari hutang, jika digunakan untuk memenuhi permintaan gaya hidup saja.&nbsp;



Trik lain supaya kamu bisa berhemat yaitu batasi penggunaan kartu kredit dan pay later. Jangan terlalu bergantung dengan alat pembayaran kredit. Karena pada pekan awal gajian nanti, penghasilanmu harus dipotong untuk membayar cicilan. Bukankah menjalani&nbsp;hidup tanpa hutang akan terasa lebih tenang?



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/apa-saja-hubungan-kesehatan-mental-dan-kondisi-finansial/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Apa Saja Hubungan Kesehatan Mental dan Kondisi Finansial?</a></pre>



<h3>Penghasilan Tambahan</h3>



Bila kamu mempunyai rencana besar yang membutuhkan banyak dana, maka pertimbangkan untuk mencari penghasilan tambahan. Bisa dengan berbisnis atau menerima project. Dana yang kamu butuhkan dapat terkumpul lebih cepat.



<h3>Melakukan Investasi</h3>



Selain mencari pekerjaan sampingan (side hustle) kamu juga sebaiknya mulai berinvestasi. Investasi bisa menjadi sumber pendapatan pasif. Kenali jenis-jenis investasi, seperti apa risikonya, dan berapa besaran imbal hasil yang bisa kamu dapat.



Baru setelah itu pilih instrumen investasi. Misalnya ada reksadana, obligasi, dan P2P lending. Masing-masing memiliki cara kerja berbeda. Jadi sebaiknya pelajari soal investasi, supaya kamu menempatkan harta kekayaan di tempat yang tepat.



Bagi kamu yang tertarik dengan investasi bisa menjadi lender di Amartha, microfinance marketplace. Dengan modalin mulai dari Rp100.000, kamu akan menerima pendapatan pasif mingguan, dengan imbal hasil sampai 15% flat per tahun.



Dengan menjadi lender di Amartha, berarti kamu sudah ikut berkontribusi dalam memajukan UMKM yang ada di lebih dari 35.000 desa di Indonesia.&nbsp;Yuk mulai persiapkan pendapatan pasif dengan mendanai di <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a>! Supaya kamu dapat menjadi orang yang mandiri secara finansial.



Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

Catat! 5 Cara Mandiri Secara Finansial Tanpa Terjerat Hutang

large_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

medium_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

small_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

thumbnail_ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

ini-pentingnya-jaga-kesehatan-finansial-dan-caranya.jpeg

Selain memperhatikan kesehatan tubuh, kondisi keuangan juga perlu diperhatikan. Dilansir dari OJK, arti dari finansial sehat adalah kemampuan seseorang menyeimbangkan kebutuhan keuangan saat ini dan di masa depan. Termasuk juga kemampuan seseorang menghadapi kondisi tidak terduga dalam aktivitas keuangan.&nbsp;Ciri-ciri kesehatan finansial terganggu bisa dilihat dari pengeluaran yang lebih tinggi dari pendapatan, kondisi tabungan minim, gagal membayar pinjaman, dan perencanaan keuangan yang buruk. Jika kondisi ini tidak teratasi, orang akan mengalami stress finansial, yaitu ketakutan akan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan di masa depan.<h2>Cara Menjaga Kesehatan Finansial</h2>Alasan pentingnya finansial sehat adalah karena kondisi finansial yang tidak sehat akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Merasa tidak aman secara ekonomi membuat orang mudah terserang penyakit dan merasa gelisah.&nbsp;Namun sebetulnya untuk mencapai kondisi finansial sehat tidaklah sulit. Selama kamu memahami konsep keuangan dan mau berupaya lebih dalam mengatur finansial pribadi. Berikut ini cara-cara menjaga finansial sehat yang wajib kamu coba:<h3>Memahami Konsep tentang Piramida Keuangan</h3>Piramida keuangan merupakan gambaran perencanaan keuangan yang kokoh. Bahwa dalam mengelola keuangan memang diperlukan perencanaan yang jelas dan rinci. Kamu bisa mulai dengan mempelajari piramida keuangan agar memahami mana yang jadi prioritas dalam hal keuangan.&nbsp;<h3>Memilah Keinginan dan Kebutuhan</h3>Kemampuan memilah mana yang jadi kebutuhan dan keinginan akan membantumu mengatur pengeluaran dengan tepat. Kamu dapat menggunakan metode 50:30:20, untuk membagi pendapatan. 50 persen dari pendapatan untuk keperluan sehari-hari, 30 persen untuk hiburan dan keinginan. Terakhir 20 persen untuk ditabung.&nbsp;Dengan metode ini kamu bisa mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan. Dan juga tetap dapat bersenang-senang, membeli barang atau hiburan sesuai keinginan.&nbsp;Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/5-cara-lakukan-financial-check-up-demi-kesehatan-keuanganmu/">5 Cara Lakukan Financial Check Up Demi Kesehatan Keuanganmu</a>&nbsp;<h3>Menyiapkan Proteksi Keuangan</h3>&nbsp;Kamu tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Namun kamu wajib menyiapkan dana proteksi masa depan. Caranya yaitu dengan memiliki asuransi. Dengan mempunyai asuransi, pikiran jadi lebih aman tenang, karena kamu sudah mempersiapkan dana untuk kebutuhan di masa yang akan datang.Asuransi di sini tidak hanya asuransi jiwa dan kesehatan. Asuransi pendidikan, rumah, kendaraan, dan jenis asuransi lainnya juga perlu. Kamu bisa menyesuaikan jenis asuransi dengan kebutuhan finansialmu.&nbsp;<h3>Menyiapkan Tabungan dan Dana Pensiun</h3>&nbsp;Selain memiliki asuransi, kamu juga harus mulai mempersiapkan tabungan dan dana pensiun. 20 persen uang yang disisihkan dari pendapatan bisa kamu bagi kembali sebagian untuk tabungan dana darurat.&nbsp;Sebagian lagi untuk simpanan dana pensiun. Atau cara lain bisa dengan menambah penghasilan pasif, untuk tambahan tabungan. Dengan memiliki tabungan, kamu mempunyai dana darurat yang bisa dipakai sewaktu-waktu.&nbsp;Ketika ada kondisi tidak terduga yang mempengaruhi sumber penghasilan, kamu akan tetap merasa aman karena masih ada dana darurat yang bisa dipakai sementara. Menyiapkan dana pensiun juga berarti kamu sudah mempersiapkan keuangan agar bisa hidup sejahtera di masa tua.Nah, itulah beberapa cara menjaga kesehatan finansial untuk masa sekarang dan waktu yang akan datang. Kesehatan keuangan berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Membuat perencanaan dan mengelola keuangan dengan baik akan membuat hasil pendapatan dialokasikan dengan baik.&nbsp;Ketika kamu merasa masalahnya bukan hanya pada cara pengelolaan, tetapi juga besaran penghasilan, maka sebaiknya kamu menambah pendapatan pasif. Salah satu caranya bisa dengan melakukan pendanaan crowdfunding di Amartha, prosperity platform dan kamu juga bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun.&nbsp;Selain memiliki pendapatan pasif mingguan, dengan menjadi lender di <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>, kamu juga ikut berkontribusi mengembangkan UMKM di 35.000 desa di Indonesia. Yuk, bersama-sama kita hadirkan kesehatan finansial, dengan mendanai di Amartha.Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>

Catat Baik-baik Pentingnya Jaga Kesehatan Finansial!

small_apa-itu-financial-freedom-contoh-dan-cara-mencapainya.jpeg

thumbnail_apa-itu-financial-freedom-contoh-dan-cara-mencapainya.jpeg

apa-itu-financial-freedom-contoh-dan-cara-mencapainya.jpeg

Semua orang tentu mengharapkan financial freedom atau merdeka finansial dalam hidup. Apakah kamu sudah termasuk di dalamnya? Atau masih bingung dalam mencapai financial freedom? Yuk, kenalan!<h2>Apa Itu Financial Freedom</h2>Financial freedom adalah sebuah kondisi dimana kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan kondisi keuangan. Diantaranya, apabila sudah berhasil memenuhi keuangan hidup, baik pribadi maupun keluarga dan bebas menjalani hidup tanpa perlu lagi berpikir darimana bagaimana membayar pengeluaran sehari-hari.Bagi seseorang yang sudah mencapai financial freedom, aset yang dimiliki dapat menghasilkan uang yang nilainya lebih besar daripada biaya hidupnya. Dengan pengertian financial freedom pula, seseorang bisa melakukan apapun yang ia inginkan dan butuhkan dari segi keuangan.<h2>Contoh Seseorang Sudah Mencapai Financial Freedom</h2>Apakah kamu sudah mencapai financial freedom? Berikut contoh kondisi dikatakan seseorang mencapai financial freedom:<ul><li>Sudah memiliki asuransi jiwa dan kesehatan</li><li>Nilai aset lebih besar dari hutang</li><li>Siap dana pensiun untuk hari tua</li><li>Memiliki dana darurat</li><li>Masa depan dana pendidikan anak sudah terjamin</li></ul>Jika kamu belum sepenuhnya mencapainya, jangan khawatir karena financial freedom dapat dicapai bila kamu melakukan beberapa langkah.Langkah-langkah mencapai financial freedom ini sebenarnya cukup mudah dilakukan namun terkadang sulit untuk berkomitmen. Nah, jika kamu menginginkan financial freedom di usia muda. Cek caranya di bawah ini.<h2>Cara Mencapai Financial Freedom</h2><h3>1. Tentukan Tujuan Hidup</h3>Setiap orang punya tujuan hidup yang berbeda-beda ada yang ingin memiliki aset berlimpah, ada yang ingin berpendidikan tinggi ada pula yang ingin sejahtera bersama keluarga besar. Tujuan hidup sesorang bisa sangat berbeda yang tentunya berpengaruh pada gaya hidup yang dimiliki.Adanya tujuan hidup secara finansial ini akan menghindari kita pada hal-hal yang tidak diperlukan. Semakin spesifik tujuan hidup yang ingin diraih, semakin tinggi juga kemungkinan tercapainya. Asalkan berkomitmen untuk menjalankannya.<h3>2. Buat Anggaran Keuangan</h3>Setelah menentukan tujuan hidup, jangan lupa untuk membuat anggaran keuangan agar memperkuat tujuan untuk mencapai financial freedom. Anggaran keuangan juga akan mempermudah kamu dalam melacak, dan membuat perkiraan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai financial freedom. Bukan cuma itu saja, anggaran ini juga sekaligus bisa memperkuat tekad dari godaan untuk pembelanjaan yang berlebihan.<h3>3. Financial Freedom: Bebas Dari Hutang</h3>Jika masih memiliki hutang maka kamu belum dikatakan sebagai financial freedom. Cara termudah untuk melunasi utang adalah dengan fokus pada rencana pelunasan satu per satu utang yang kamu miliki.Pilihlah hutang dengan nominal paling kecil, atau dimulai dari yang paling penting untuk didahulukan pelunasannya. Hal ini dilakukan agar hutang lebih cepat selesai dan memotivasi diri untuk melunasi hutang lainnya.Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/tips-raih-merdeka-finansial-dengan-investasi-p2p-lending/">Tips Raih Merdeka Finansial Dengan Investasi P2P Lending</a><h3>4. Siapkan Tabungan dan Dana darurat</h3>Tips untuk mencapai financial freedom lainnya adalah meningkatkan tabungan dan dana darurat. Tabungan dan dana darurat disiapkan agar bisa mencegah untuk berhutang ketika situasi yang buruk terjadi. Untuk itu, sangat disarankan untuk memiliki setidaknya memiliki dana darurat tiga hingga enam bulan dari pengeluaran bulanan.<h3>5. Memiliki Passive Income Melalui Pendanaan</h3>Setelah mengamankan dana darurat, kamu juga bisa mulai melakukan penanaman modal atau pendanaan untuk mendapatkan keuntungan berupa passive income. Pilihlah instrumen pendanaan yang paling cocok untuk tujuan financial freedom kamu. Misalnya jika kamu ingin melakukan pendanaan dengan modal kecil, kamu bisa pilih p2p lending seperti Amartha.Sebagai prosperity platform, di <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a> kamu bukan hanya akan mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun yang bisa dijadikan sebagai passive income mingguan. Tapi kamu juga bisa mendukung <a href="https://amartha.com/dampak-sosial/">pengusaha UMKM</a> Indonesia mulai dari pendanaan 100 ribu aja!Tertarik mendanai?Download aplikasi Amartha di<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">&nbsp;Android</a>Download aplikasi Amartha di<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">&nbsp;iOS</a>&nbsp;

Apa Itu Financial Freedom, Contoh dan Cara Mencapainya

large_4-langkah-sederhana-mengatur-keuangan-milenial-agar-keuangan-tetap-sehat.jpeg

medium_4-langkah-sederhana-mengatur-keuangan-milenial-agar-keuangan-tetap-sehat.jpeg

small_4-langkah-sederhana-mengatur-keuangan-milenial-agar-keuangan-tetap-sehat.jpeg

thumbnail_4-langkah-sederhana-mengatur-keuangan-milenial-agar-keuangan-tetap-sehat.jpeg

4-langkah-sederhana-mengatur-keuangan-milenial-agar-keuangan-tetap-sehat.jpeg

Seiring meningkatnya populasi di Indonesia saat ini, sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia. pasalnya, dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 diprediksi akan mencapai 269,6 Juta Jiwa dengan usia produktif mencapai 68,7% dari total populasi. Sedangkan untuk usia belum produktif mencapai 24,5% dan usia tidak produktif mencapai 6,7% dari total populasi. Hal ini sudah menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar usia produktif mempengaruhi perekonomian Indonesia baik itu sebagai produsen atau konsumen.



Namun, bagi usia produktif saat ini yang akrab kita sebut sebagai generasi milenial. Prilaku kebiasaan konsumtif menjadi tren untuk memenuhi gaya hidup. Menurut Ben Soebiakto seorang pengamat digital lifestyle, hal tersebut dipengaruhi oleh budaya digital yang semakin tinggi. Pengaruh teknologi dan penggunaan internet menjadi jalan generasi milenial ini semakin mudah untuk bertransaksi via internet.



Dengan semakin mudahnya bertransaksi akan memicu pengeluaran keuangan yang tidak terkendali. Oleh karena itu generasi milenial perlu cermat dan berhati-hati dalam mengelola keuangan agar keuangan tetap sehat.



<blockquote class="wp-block-quote has-text-align-left">Baca Juga :<cite><a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/amartha-dukung-gerakan-cerdas-finansial/"> <h2>Amartha Dukung Gerakan Indonesia Cerdas Finansial </h2></a></cite></blockquote>



Salah satu cara untuk menjaga keuangan generasi milenial tetap sehat adalah dengan rumus 50/30/20. Sudah pernah dengar rumus ini?. Rumus ini dipopulerkan oleh Senator Amerika Serikat Elizabeth Warren yang diambil dari bukunya yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, menyebutkan bahwa penghasilan sebaiknya dibagi dalam 3 rasio dengan rumus 50:30:20.



Rasio ini dibagi ke dalam 3 pembagian. Pertama, 50% penghasilan dibagi untuk kebutuhan dasar, selanjutnya 30% untuk kebutuhan hiburan, dan sisanya 20% untuk kebutuhan tabungan ataupun investasi. Namun, dalam prakteknya, hal yang pertama harus diperhatikan adalah keinginan dan kebutuhan. Agar rencana keuangannya berurutan, berikut tahapan dan penjelasannya dalam menyusun rumus 50:30:20.



<h2>Ketahui Kebutuhan dan Keinginan</h2>



Kebutuhan (needs) dan Keinginan (wants) tentu saja ini menjadi tarik menarik dari setiap pengeluaran keuangan. Jika kita memiliki penghasilan bulanan, maka harus memahami mana yang menjadi kebutuhan kita bulan ini dan mana yang menjadi keinginan kita di bulan ini agar pengeluaran dapat jelas dikendalikan. Sebab, yang perlu diingat bahwa mengikuti keinginan itu tidak akan ada habisnya. Oleh karena itu&nbsp; perjelas mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan setiap bulannya. 



<h2>Bagi 50% dari Penghasilan untuk Kebutuhan (needs)</h2>



Dari penghasilan bulanan, kita harus membagi 50% untuk memenuhi kebutuhan bulanan. Setiap orang memiliki kebutuhan bulanan yang berbeda-beda, namun pastikan 50% ini dibagi dalam kebutuhan primer yang diprioritaskan. Contohnya untuk pembayaran sewa kost, atau cicilan rumah. Alokasi untuk makan dalam sebulan, bisa digunakan untuk beli makan diluar atau pun masak di rumah. Selanjutnya tagihan/cicilan, dan alokasi belanja bulanan seperti belanja peralatan mandi, gas untuk kompor, air galon dan lainnya. Jika ada asuransi, kita juga perlu membagi alokasi dananya di tahap ini.



<h2>Bagi 30% dari Penghasilan untuk Keinginan (wants)</h2>



Dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan karya Elizabeth Warren menyebutkan 30% ini dibagi untuk hiburan, namun pada dasarnya 30% ini dibagi untuk keinginan (wants) karena memenuhi keinginan juga merupakan bentuk hiburan.



Kita dapat memenuhi keinginan per bulan dengan batas alokasi dana 30% dari penghasilan. Contohnya, ingin makan-makan di tempat mewah, memenuhi kebutuhan hobi, nonton bioskop, liburan, atau belanja-belanja kebutuhan di luar dari kebutuhan bulanan, seperti belanja sepatu baru, belanja tas baru dan lainnya, yang pasti memenuhi keinginan kita di bulan itu.



<h2>Bagi 20% dari Penghasilan untuk Tabungan (saving) atau Investasi</h2>



Pembagian terkahir dengan besar 20% dari penghasilan dibagi untuk tabungan (saving) atau investasi. Ingat, khususnya untuk generasi milenial, hidup bukan hanya untuk hari ini saja. Oleh karena itu pastikan penghasilan kita harus ada untuk tabungan atau investasi setiap bulannya.



Besaran 20% ini tentunya besaran minimal, kita bisa mengatur kebutuhan investasi dan tabungan sesuai dengan tujuan keuangan untuk masa depan. Pastinya jika pembagian dana penghasilan dalam tahap ini diperbesar, harus ada bagian lain dari tahap keinginan dan kebutuhan yang harus dikurangi.



Pembagian 20% dalam tahap ini bisa digunakan untuk modal nikah, untuk modal usaha, dan lainnya yang penting untuk target masa depan. Selain bisa ditabungkan untuk memenuhi target masa depan, pembagian tahap ini juga bisa memasukannya kedalam investasi, baik itu investasi di sektor riil maupun non-riil/keuangan untuk memenuhi financial goal dimasa depan. Penjelasan tentang investasi nanti akan kita bahas khusus di artikel selanjutnya.



Dengan mengetahui rasio pembagian penghasilan dari rumus 50:30:20 ini, harapannya generasi milenial menjadi lebih cermat dalam mengatur pengeluaran keuangannya. Sehingga generasi milenial mempunyai <a href="https://amartha.com/">keuangan</a> yang tetap sehat setiap bulannya.

4 Langkah Sederhana Mengatur Keuangan Milenial Agar Keuangan Tetap Sehat

medium_kakeibo-teknik-mudah-atur-keuangan-ala-orang-jepang.jpeg

small_kakeibo-teknik-mudah-atur-keuangan-ala-orang-jepang.jpeg

thumbnail_kakeibo-teknik-mudah-atur-keuangan-ala-orang-jepang.jpeg

kakeibo-teknik-mudah-atur-keuangan-ala-orang-jepang.jpeg

Jepang tak hanya dikenal dengan sosok Marie Kondo yang mempromosikan metode merapikan barang-barang saja, tapi juga dikenal dengan seni mengatur keuangan yang disebut sebagai kakeibo.&nbsp;Kakeibo pertama kali dikenalkan oleh Hani Motoko, seorang jurnalis pertama di Jepang pada tahun 1904. Sosok Hani Motoko juga seorang emansipatoris pada masanya. Ia lahir di Prefektur Aomori pada tahun 1873 dan semasa remaja banyak berkecimpung di dunia pendidikan yang menjangkau perempuan-perempuan Jepang kala itu. Seni mengatur keuangan Kakeibo itu kemudian diangkat kembali oleh Fumiko Chiba dalam bukunya yang berjudul Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money (2017). Chiba menuliskan bahwa kakeibo adalah cara ibu rumah tangga Jepang mengelola anggaran. Pada dasarnya, kakeibo adalah pembukuan mengenai pendapatan dan pengeluaran keuangan.&nbsp;Seperti pelajaran akuntansi di sekolah menengah, kakeibo tidak menggunakan aplikasi, teknologi digital, dan rumus hitungan matematika yang memusingkan. Kakeibo adalah pembukuan keuangan secara konvensional yang ditulis dengan tangan. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengatur keuangan menggunakan metode Kakeibo ini? Mengutip Evening Standard, metode kakeibo dapat diaplikasikan menjadi: setiap awal bulan mulailah membuat catatan yang berisi detail seluruh pengeluaran Anda, termasuk pengeluaran tetap dan berapa yang akan ditabung. Kemudian mulailah dengan membagi pengeluaran menjadi empat kolom dan kategori berupa:<ul><li>Pertama, kolom survival atau kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan obat-obatan.</li><li>Kedua, kolom optional atau biaya sekunder seperti camilan, makan di restoran, belanja, hingga rokok.</li><li>Ketiga, kolom culture atau wawasan seperti buku, film, majalah.</li><li>Keempat, kolom extra atau pengeluaran tambahan seperti kado pernikahan atau ulang tahun, servis kendaraan, atau perbaikan rumah.</li></ul>Setelah memuat empat kolom dan kategori tersebut, langkah yang harus dilakukan ialah membuat empat pertanyaan seperti<ul><li>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Berapa banyak uang yang dimiliki?</li><li>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Berapa banyak uang yang ingin disimpan?</li><li>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Berapa banyak yang sebenarnya saya belanjakan?</li><li>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Bagaimana agar bisa mengawasi jumlah pengeluaran ini?</li></ul>Dengan demikian, kita dapat mengetahui kemana saja uang kita dibelanjakan sehingga di akhir bulan kita bisa menjawab pertanyaan bisakah mencapai target untuk dana darurat dan dana pensiun. Selain itu kita juga bisa mengetahui solusi untuk menghemat atau mencari penghasilan tambahan berupa passive income melalui <a href="https://amartha.com/">pendanaan</a> agar tujuan keuangan kita tercapai.

Kakeibo: Teknik Mudah Atur Keuangan Ala Orang Jepang

medium_does-subscription-really-save-your-money-2020-declutter-challenge-unsubscribe.jpeg

small_does-subscription-really-save-your-money-2020-declutter-challenge-unsubscribe.jpeg

thumbnail_does-subscription-really-save-your-money-2020-declutter-challenge-unsubscribe.jpeg

does-subscription-really-save-your-money-2020-declutter-challenge-unsubscribe.jpeg

Baru saja gajian, sudah harus bayar tagihan yang menumpuk dari Spotify, Netflix dan biaya subscription lainnya? Selalu jadi donatur bulanan setia fitness centre yang faktanya hanya didatangi dalam hitungan jari? Atau iseng mencoba layanan promo paket bundling food delivery dari penyedia ride hailing yang malah jadi lebih boros karena lebih banyak jajan? Ternyata, tanpa terasa kebiasaan subscription bisa menjadi “bocor halus” di dompetmu yang jika dihitung-hitung bisa menembus jutaan rupiah per bulan!

Penawaran yang diberikan dari model bisnis subscription/paywall sangatlah beragam. Beberapa pilihan penyedia layanan favorit saya berdasarkan kategorinya :

- Penyedia Layanan Konten

Medium: Tidak bisa mengakses lebih dari 4 artikel setiap bulannya
TechinAsia: Tidak dapat mengakses konten pilihan dan premium

- Layanan Entertainment 


Spotify: mendengar konten non-stop bebas iklan dan dapat mengakses konten meskipun offline
Audible &amp; Kindle from Amazon: pengalaman audiobook yang dibacakan langsung eksklusif oleh pengarangnya dilengkapi dengan e-book.

- Layanan Lifestyle


Yummy Box (Ismaya) : layanan catering harian dengan variasi menu sehat dan enak  dan layanan pengantaran gratis. Meniadakan kebingungan ‘mau makan apa hari ini’ tanpa khawatir ongkos kirim seharga pesanan makanan ;)
Style Theory: layanan sewa baju desainer yang menyelesaikan dilema ‘mau pakai baju apa ke kondangan hari ini’. 

Berbagai kemudahan dari fitur layanan - layanan dan bagaimana membedakan pengguna gratis dengan pengguna berbayar. Bahkan penawaran Free Trial pun semakin mempersulit konsumen untuk mengambil keputusan yang lebih rasional dan objektif. Sehingga banyak dari kita cenderung mengambil keputusan impulsif setelah sejenak menikmati layanan dan fitur yang ditawarkan, terutama bila ditambah dengan daya tarik harga yang “lebih murah” dan promo yang “dibuang sayang”

Memasuki tahun 2020, saya memiliki resolusi untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan termasuk meniadakan pengeluaran yang tidak perlu dari keimpulsifan paket berlangganan bulanan saya. Kemudian saya mencoba melihat kembali list subscription selama 2019 dan merefleksikan apakah betul betul bermanfaat dan tepat guna. Ada beberapa pertanyaan yang saya gunakan sebagai self-check list untuk validasi apakah keputusan subscription kamu sudah wise atau masih impulsif.  Yuk sambil lihat juga ceklist mu!


Apakah benar bundling dan promo dapat membuat kita berhemat? Apakah sudah benar-benar dihitung?


Pastikan pemilihan layanan atau fitur yang memang sering kamu gunakan di level frekuensi minimal tertentu dimana biaya berlangganan lebih kecil dibandingkan jumlah yang harus dibayarkan jika dikalikan dengan frekuensi aktual. Sebagai contoh, jika kamu berlangganan promo paket food delivery dari ride hailing maka kamu dapat merasakan ‘keuntungan maksimal’ apabila setidaknya melakukan sekitar 20 kali order makanan dalam 2 minggu. Pertanyaannya: apakah frekuensi jajan tambahan dengan maksud ‘memaksimalkan benefit promo bulan ini’ membuat saya lebih berhemat?

Apakah memotivasi untuk membentuk habit yang baik?

Berdasarkan riset <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ejsp.674">Phillippa Lally</a> yang dipublikasikan di European Journal of Social Psychology pada tahun 2009, dibutuhkan setidaknya 66 hari untuk membentuk sebuah kebiasaan baru. Dengan berlangganan bulanan, secara bertahap kita akan membentuk kebiasaan dikarenakan meningkatnya frekuensi aktivitas tersebut secara konsisten. Sudahkah layanan berlangganan pilihan kamu memotivasi kamu untuk membentuk kebiasaan baik di tahun 2020 ini?

Dari pengalaman pribadi, saya akhirnya memutuskan untuk berhenti berlangganan Netflix dikarenakan saya merasa time spent Netflix menjadi sangat berlebihan sehingga saya pernah beberapa kali menghabiskan akhir pekan hanya di rumah untuk menamatkan series Netflix favorit. Menurut saya, sistem rekomendasi Netflix sangatlah baik dalam melakukan profiling dari watch history kita dan mampu menyuguhkan tayangan serupa lainnya yang sangat sesuai dengan preferensi kita untuk terus lanjut membuat kita ketagihan nonton! Familiar dengan istilah binge watching? <a href="https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/emotional-health/binge-watching">Northwestern University</a> melakukan riset yang membuktikan bahwa binge watching bisa menyebabkan gangguan kesehatan bahkan hingga resiko depresi!
<h1>Apakah membuat kamu happy and worth the penny?</h1>
Selama kamu membaca artikel ini, apakah berarti berlangganan bulanan adalah sesuatu yang harus dihindari? Tentu tidak seekstrim itu! Mengutip the famous Marie Kondo, “Keep only those things that speak to your heart. Then take the plunge and discard all the rest. Does this spark joy?"

Berlangganan layanan bulanan yang positif dengan bijak tentunya bisa membuat kita terhibur bahkan merasa lebih happy selama kita bisa secara rasional memilah dan memiliki kontrol penuh atas apa yang kita pilih untuk menciptakan added value  bagi kehidupan kita.

Nah, sebagai langkah awal di tahun 2020 sudahkah kamu mereview kembali list berlangganan kamu? Yuk berhemat dengan menyeleksi layanan berlangganan dengan lebih bijak dan memastikan uangmu tidak terbuang sia-sia. Siapa tahu dengan unsubscribe layanan berlangganan yang tidak diperlukan, uang berlebih kamu bisa dialokasikan untuk hal yang bermakna dan menambah nilai bagi orang lain, yaitu mendanai 1 ibu mitra Amartha hari ini :)

Appendix


Pada tahun 2019, Spotify mengklaim sekitar 50% penggunanya telah berbayar. Namun di kuartal 1 2019 masih merugi dikarenakan 75% pendapatan digunakan untuk membayar royalti kepada rekanan label musik dan musisi.
Riset menarik dari Euromonitor tahun, mayoritas pengguna produk / layanan dengan model bisnis berlangganan (subscription/ paywall) adalah millenial.

Global survey teranyar dari Deloitte mengkonfirmasi 64% dari responden milenial setuju bahwa mereka akan physically healthier dan 60% akan merasa lebih bahagia jika berhasil mengurangi time spent di media sosial.

Does Subscription Really Save Your Money? 2020 Declutter Challenge: Unsubscribe! 

medium_ini-pelajaran-finansial-di-film-confession-of-a-shopaholic.jpeg

small_ini-pelajaran-finansial-di-film-confession-of-a-shopaholic.jpeg

thumbnail_ini-pelajaran-finansial-di-film-confession-of-a-shopaholic.jpeg

ini-pelajaran-finansial-di-film-confession-of-a-shopaholic.jpeg

Pernahkah Anda menonton film atau membaca novel Confession of a Shopaholic karya Sophie Kinsella? Film ini menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Rebecca Bloomwood. Dia mengalami kecanduan untuk berbelanja. Meskipun film itu dikemas dengan genre romantis-komedi, ternyata ada banyak pelajaran mengenai finansial yang dapat kita pelajari. Apa saja?
<h1>Hindari Impulsif Buying</h1>
Impulsif buying adalah salah satu kelemahan dari Rebecca Bloomwood. Dia mengorbankan seluruh rekening banknya untuk membeli pakaian. Padahal, lemari pakaiannya sudah penuh. Bahkan, sebagaian besar pakaiannya tidak terpakai. Dari hal itu, kita dapat mempelajari bahwa ada baiknya Anda berpikir terlebih dahulu sebelum membeli pakaian atau barang. Bisa saja, barang itu tidak berguna.

Tanyakan beberapa pertanyaan pada Anda seperti, Apakah saya akan menggunakan barang tersebut lebih dari sekali? Apakah pembelian ini akan cocok dengan saya? Atau, Apakah barang ini cocok dipadukan dengan barang lainnya?

Lalu bagaimana dengan pembelian online yang saat ini sedang tren? Cara termudahnya adalah dengan berhenti berlangganan dari email mereka. Selain itu, sediakan uang tunai, dan periksa juga suasana hati sebelum berbelanja.
<h1>Ubah Tempat Berbelanja</h1>
Mencari lokasi berbelanja sesungguhnya bisa menghemat keuangan Anda. Anda dapat membeli barang bekas yang masih layak pakai. Bahkan barang-barang milik pribadi yang tidak terpakai bisa dijual di pasar atau situs jual-beli barang bekas lho.&nbsp;

Ada keuntungan dengan membeli barang bekas seperti mendapatkan barang dari desainer terkenal atau barang langka dengan harga yang sangat murah. Menguntungkan, bukan?
<h1>Mencari Kerja Sampingan</h1>
Manfaatkan waktu luang Anda dengan mencari pekerjaan sampingan. Keuntungan mencari pekerjaan sampingan selain menghasilkan uang adalah dapat mengasah keterampilan dan mendapatkan pengalaman untuk peluang karir di masa depan.&nbsp;

Mari ingat&nbsp; enggak cita-cita Rebecca di film ini yang ingin bekerja di majalah fashion Alette? Dia sempat ditolak majalah itu, tetapi diterima di majalah Successful Savings yang fokus membahas seputar keuangan. Jadi jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-cita ya?

Ini Pelajaran Finansial di Film Confession of a Shopaholic

Tag: finansial