small_6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

thumbnail_6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

6-cara-nabung-buat-beli-rumah-milenial-dan-gen-z-wajib-tahu.jpeg

Milenial dan Gen Z sudah tahu belum cara nabung buat beli rumah? Walaupun pendapatan masih kecil, tidak ada salahnya untuk mempelajari hal ini mulai dari sekarang. Hal ini dikarenakan setiap tahun, harga rumah dan tanah akan terus naik.



Walaupun tidak harus punya, memiliki hunian impian tentu akan jadi aset berharga kedepannya. Terutama untuk kamu yang ingin membangun keluarga bahagia. Yuk, simak artikel di bawah tentang cara menabung beli rumah tanpa KPR.



<h2>6 Cara Nabung Buat Beli Rumah</h2>



Berikut cara cerdas yang bisa kamu ikuti agar impian mempunyai rumah idaman bisa segera terwujud.



<h3>1. Lunasi dan Hindari Utang</h3>



Mengajukan pinjaman dan menabung memang bisa dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi, hal ini akan membuat fokus menabung bisa pecah di masa mendatang. Lebih bahaya lagi jika tabungan yang disiapkan malah dipakai untuk membayar utang.



Hal ini tidak baik bila kamu sedang mencari cara menabung untuk menikah dan beli rumah. Bukannya terkumpul, tabungan malah terus berkurang. Jadi, lunasi dulu segala utang dan hindari untuk mengajukan pinjaman kalau manfaatnya tidak signifikan.



<h3>2. Tentukan Harga Rumah Incaran dan Tanggal Pembelian</h3>



Setelah hutang lunas, kamu dapat mulai mencari daftar rumah dengan harga yang sesuai dengan estimasi total akhir tabungan. Kemudian, tetapkan tanggal kapan rumah akan dibeli. Ini akan membantu kamu dalam membuat rencana keuangan yang objektif.



<h3>3. Tetapkan Target dan Channel Menabung</h3>



Berapa jumlah uang yang bisa kamu sisihkan per bulan? Kalkulasi semua kebutuhan dasar dan darurat secara realistis, lalu segera pisahkan dana yang ingin ditabung. Ingat, konsistensi adalah kunci.



Jika kamu belum terbiasa menyisihkan dana, coba buat jadwal investasi atau aktifkan automatic debit. Banyak aplikasi finansial yang menyediakan sistem otomatisasi agar dana langsung diambil dari tabungan sumber di tanggal tertentu.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/tips-menabung-untuk-beli-rumah/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Cara Menghitung Budget Bulanan untuk Beli Rumah Pertamamu</a></pre>



<h3>4. Mulai Gaya Hidup Hemat</h3>



Cara nabung buat beli rumah selanjutnya adalah dengan memulai gaya hidup hemat. Pola hidup konsumtif tidak bisa sejalan dengan menabung. Jadi, beli kebutuhan yang benar-benar dasar dan penting saja. Stop dulu lihat diskon atau promo besar-besaran. 



<h3>5. Mencari Sumber Penghasilan Tambahan</h3>



Untuk mempercepat proses menabung, kamu harus siap mencari sumber penghasilan tambahan yang lain. Freelancing merupakan salah satu jalan atau cara menabung 50 juta dalam setahun.



Pelajari keahlian yang sedang banyak peminatnya seperti menulis, membuat konten media sosial atau website, fotografi, video editing, dan lainnya. Kamu juga bisa coba berjualan secara online dengan total keuntungan sekitar 1 juta per minggu.



<h3>6. Tingkatkan Portofolio Investasi</h3>



Investasi tersedia dalam berbagai jenis instrumen dari risiko yang rendah hingga tinggi sesuai dengan kemampuan finansialmu. Pelajari dulu detail setiap instrumen agar kamu tidak salah pilih.



Contoh jenis investasi yang bisa kamu manfaatkan dengan risiko rendah yaitu investasi deposito, reksadana, emas, Peer to Peer Lending (P2P), microfinance marketplace, obligasi, dan valuta asing.



Demikianlah 6 cara nabung buat beli rumah yang bisa kamu terapkan sekarang juga. Kunci suksesnya adalah konsistensi. Jadi, hindari dulu perilaku konsumtif yang bisa membuat kamu bersedih di akhir bulan nanti. 



Selain menabung, kamu juga bisa mempercepat pengumpulan dana tabungan dengan menjadi lenders di Amartha untuk mendapatkan passive income. Amartha adalah platform microfinance marketplace telah terdaftar dan diawasi di OJK. Modalin UMKM mulaii Rp100.000 saja, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun. Yuk, mulai mendanai di Amartha!



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

6 Cara Nabung Buat Beli Rumah, Milenial dan Gen Z Wajib Tahu

large_tips-menabung-untuk-beli-rumah.jpeg

medium_tips-menabung-untuk-beli-rumah.jpeg

small_tips-menabung-untuk-beli-rumah.jpeg

thumbnail_tips-menabung-untuk-beli-rumah.jpeg

tips-menabung-untuk-beli-rumah.jpeg

Banyak orang yang menunda untuk membeli rumah hingga usia yang lebih tua. Padahal, membeli rumah di usia muda justru dapat memberikan banyak keuntungan, baik dari segi finansial maupun kesejahteraan. Ada banyak pilihan yang bisa kamu pilih seperti <a href="https://www.pinhome.id/blog/desain-rumah-impian-sederhana">desain rumah sederhana</a> ataupun <a href="https://www.pinhome.id/blog/desain-rumah-perumahan/">desain rumah minimalis</a> yang cocok untuk keluarga kecil kamu.&nbsp;



Akan tetapi, sebelum memutuskan membeli rumah. Kamu harus benar-benar paham bagaimana cara menghitung budget yang tepat. Berikut cara menghitung budget bulanan untuk membeli rumah.



<h2>7 Cara Menghitung Budget Bulanan untuk Membeli Rumah</h2>



<figure class="wp-block-image"><img src="https://lh4.googleusercontent.com/HNFPccqh4tcfnxnLW1HtJ_oho7ggweDMNtRSe1KWs5JknBhzciRQEpmPCtSw3WGLSOHAKl0OsZls5U37Xj5KOkok_v6AttJGy9QB5E64V_NleMQ220tBguVn6zOWZvCBCeVjgY7iH-Y5UY3oLC7DthgoYM2E3ybrfzRJrOHzKqeYbu457tDzuPIP28g9bw" alt=""/></figure>



Banyak diantara kamu yang salah kaprah dengan hanya mempersiapkan uang untuk membayar cicilan ketika hendak membeli rumah. Padahal ada beberapa biaya lain yang wajib kamu perhitungkan sebelum membeli sebuah hunian terutama ketika mengambil KPR.



<h3>Menghitung Uang Muka</h3>



Ketika ingin mengambil rumah KPR, kamu harus paham berapa uang muka yang harus kamu bayar. Setiap bank memiliki kebijakan masing-masing ketika menentukan persentase uang muka. Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia, rumah pertama akan dikenakan uang muka sebesar 15%. Sebagai catatan, range uang muka berkisar antara 15-30%. Tergantung dengan kemampuan nasabah.&nbsp;



Berikut ini cara menghitungnya dengan asumsi rumah yang kamu hendak beli seharga Rp500 Juta.



Uang muka = 15% x Harga Rumah



Uang muka = 15% x Rp500 Juta



Uang Muka = Rp75 Juta.



Maka didapatkan uang muka yang harus dibayar sebesar Rp75 Juta.&nbsp;



<h3>Menghitung Pokok Kredit</h3>



Setelah memahami berapa uang muka yang harus kamu bayar. Penting juga untuk mengetahui jumlah pokok kredit yang akan kamu bayarkan.



Pokok Kredit = Harga Rumah – Uang Muka



Pokok Kredit = Rp500 Juta – Rp75 Juta



Pokok Kredit = Rp425 Juta



Jadi total pokok kredit yang harus kamu bayarkan adalah Rp425 Juta. Selain uang muka, biasanya ada biaya lain yang dikenakan ketika kamu mengajukan KPR.



<h3>Menghitung Biaya Provisi</h3>



Biaya provisi adalah biaya yang dibayarkan kepada agen properti sebagai imbalan atas jasa yang diberikan dalam proses transaksi jual beli rumah tersebut atau administrasi. Bank biasanya mengenakan 1% dari pokok kredit.



Biaya Provisi = 1% x Pokok Kredit



Biaya Provisi = 1% x Rp425 Juta



Biaya Provisi = Rp4.250.000



Selain biaya provisi, kamu juga akan dikenakan pajak pembeli atau sering disebut (BPHTB).&nbsp;&nbsp;



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/generasi-muda-makin-susah-beli-rumah-apa-solusinya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Generasi Muda Makin Susah Beli Rumah, Apa Solusinya?</a></pre>



<h3>Menghitung Pajak Pembeli</h3>



Ada beberapa komponen yang harus dimasukan dalam pajak pembeli yaitu NJOPTKP atau sering disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak. Nilai NJOPTKP setiap wilayah berbeda-beda dan bisa saja berubah. Pastika kamu mencari tahu terlebih dahulu berapa nilai NJOPTKP di daerah kamu.



Sebagai contoh, untuk NJOPTKP daerah Jakarta sebesar Rp80 Juta. Maka bisa dihitung pajak pembelinya.



Pajak Pembeli = 5% x (Harga Rumah – NJOPTKP)



Pajak Pembeli = 5% x (Rp500 Juta – 80 Juta)



Pajak Pembeli = 5% x Rp420 Juta



Pajak Pembeli = Rp21 Juta.



<h3>Menghitung Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB)</h3>



Selain pajak pembeli, kamu juga harus membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ketika mengajukan proses balik nama. Contoh disini menggunakan Rp50ribu sebagai variabel. Setiap kebijakan bisa saja berubah.



PNBP = (1/1000 x harga rumah) + Rp50 Ribu



PNBP = (1/1000 x Rp500 Juta) + Rp50 Ribu



PNBP = Rp500 Ribu + Rp50 Ribu



PNBP = Rp550 Ribu.



<h3>Menghitung Biaya Balik Nama (BBN)</h3>



Ketika melakukan proses balik nama, sangat penting kamu mengingat perjanjian awal kamu dengan pihak bank. Setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Sebagai contoh disini menggunakan variabel sebesar Rp500 Ribu di perjanjian awalnya.



BBN = (1% x Harga Rumah) + Rp500 Ribu



BBN = (1% x Rp500 Juta) + Rp500 Ribu



BBN = Rp5 Juta + Rp500 Ribu



BBN = Rp5,5 Juta.



Itulah biaya yang harus disiapkan kamu ketika membeli rumah diluar biaya cicilan per bulan.



<h3>Menghitung Biaya Cicilan Per Bulan</h3>



Ketika mengajukan KPR, bank tidak akan menerima pengajuan yang diluar batas kemampuan kamu. Maka penting untuk kamu bisa menghitung berapa biaya cicilan per bulan suatu rumah sebelum melakukan pengajuan.



Berikut ini contoh menghitung cicilan rumah per bulan dengan asumsi bunga fixed sebesar 5% dengan tenor 20 tahun.



Total Bunga = Pokok Kredit x Bunga Per Tahun x Tenor dalam Satu Tahun



Total Bunga = Rp425 Juta x 5% x 20



Total Bunga = Rp425 Juta.



Setelah mendapatkan total bunga yang harus kamu bayarkan. Breakdown bunga yang harus kamu bayarkan setiap bulannya.



Bunga Per Bulan = Total Bunga : Tenor dalam satuan bulan



Bunga Per Bulan = Rp425 Juta : 240



Bunga Per Bulan = Rp1.770.833



Setiap bulan kamu harus membayar bunga Rp1.770.833. Lalu berapa tepatnya cicilan perbulan yang wajib kamu bayarkan?



Cicilan Per Bulan = (Pokok Kredit + Total Bunga) : Tenor dalam satuan bulan



Cicilan Per Bulan = (Rp425 Juta + Rp425 Juta) : 240



Cicilan Per bulan = Rp850 Juta : 240



CIcilan Per Bulan = Rp3,5 Juta



Jadi jika kamu mengajukan KPR rumah seharga Rp500 Juta. Maka biaya cicilan perbulan yang wajib kamu bayarkan sekitar Rp3,5 Juta. Itulah kira-kira uang yang kamu harus persiapkan ketika ingin membeli rumah.



<h2>Tips Menabung untuk Beli Rumah</h2>



<figure class="wp-block-image"><img src="https://lh6.googleusercontent.com/fHwznC8eb0F_V-0HdlWlR-kHfcKeTYA0kFjF9xcdWP8HB3_9rhtm6HNUE-YJzVlgv11vm-SXM3YVHXgqbtYYputuypY6YPOtzc-ZfE1wOyDCLl59dPmxGdlI5QDOKtFMgb7uFDvgVf8oH7QAXEMP9k7YKcU9UuRQsY11sUHRyrnW7eFhc7dPgWGqa6vNBA" alt=""/></figure>



Berbeda dengan membeli barang lainnya, membeli rumah layaknya investasi jangka panjang. Sehingga penting untuk kamu mempersiapkan segalanya dengan matang. Berikut ini tips menabung untuk beli rumah di usia muda.



<ul><li>Tetapkan tujuan: Tentukan berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk membeli rumah dan berapa lama kamu ingin menabung untuk mencapainya. Buat rencana dan tetapkan target yang realistis.</li><li>Buat anggaran bulanan: Pastikan kamu mengeluarkan uang untuk menabung setiap bulan dengan membuat anggaran bulanan. Ingatlah untuk menyisihkan uang untuk menabung dari setiap pendapatan.</li><li>Gunakan teknik pembayaran sebagian: Dalam hal ini ada teknik setor pokok serta bunga, yang bisa di gunakan untuk membeli rumah</li><li>Jangan menambah utang: Hindari menambah utang selama menabung untuk membeli rumah. Utang akan mengurangi jumlah uang yang kamu miliki untuk menabung.</li><li>Cari tambahan pendapatan: Cari tambahan pendapatan dengan bekerja lebih keras, menjalankan usaha sampingan, atau menyewakan kamar.</li><li>Cari dukungan dari bank: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari bank atau lembaga keuangan lainnya untuk membantu dalam menabung untuk membeli rumah.</li></ul>



Itulah tips menabung untuk membeli rumah serta bagaimana menentukan budget yang kamu butuhkan ketika hendak membeli rumah. Dengan memiliki rumah kamu bisa memberikan rasa aman kepada keluarga.



Nah, jika kamu juga ingin berniat membeli rumah dengan cara menabung dari penghasilan pasif yang kamu dapatkan. Kamu bisa coba melakukan pendanaan di <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a> microfinance marketplace. Mulai modalin pengusaha UMKM dari Rp100.000 aja, kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun, lho!



Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Ayo Modalin</a></div>
</div>

Cara Menghitung Budget Bulanan untuk Beli Rumah Pertamamu

medium_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

small_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

thumbnail_untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2.jpeg

Memiliki rumah atau properti tentunya impian banyak orang, apalagi bagi generasi muda yang digadang-gadang tidak bisa memiliki rumah di masa mendatang. Sayangnya, yang sering terjadi adalah biaya yang diperlukan sangat besar atau mungkin terlampau tidak mungkin. Akhirnya banyak orang yang memilih untuk menyewa rumah sebelum akhirnya membeli rumah sendiri.

Sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah, pahami lebih dalam lagi mengenai kekurangan dan kelebihan antara sewa dan beli rumah melalui penjelasan di bawah ini:
<h2>Keuntungan Sewa Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Sewa rumah memberikan keuntungan untuk yang tidak mampu membeli rumah di lokasi yang strategis.</li>
 	<li>Penyewa rumah tidak akan dibebani perawatan rumah atau properti yang ditempati karena hal itu adalah tanggung jawab pemilik rumah.</li>
 	<li>Sewa rumah tidak memerlukan komitmen jangka panjang sehingga mudah untuk berpindah tempat tinggal dalam waktu singkat, apalagi dituntut oleh pekerjaan yang harus berpindah-pindah.</li>
 	<li>Harga sewa rumah pastinya lebih murah daripada membeli rumah sehingga memiliki uang lebih untuk digunakan berinvestasi.</li>
</ul>
&nbsp;

Jika kita beralih dan perhatikan tentang <a href="https://amartha.com/id_ID/">peer to peer lending</a>, kamu sudah bisa berinvestasi dengan memberdayakan pelaku usaha mikro di pedesaan dan mendapatkan keuntungan sampai 15% per tahun. Keuntungan dari hasil investasi ini tentunya bisa disimpan untuk dana darurat hingga membeli rumah.

Meskipun ada banyak keuntungan yang diraih ketika memiliki rumah sendiri, ada beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan sebelum menyewa rumah. Berikut kekurangannya:
<h2>Kerugian Sewa Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Sebagai penyewa, tentunya harus mengikuti aturan perjanjian sewa yang disyaratkan oleh pemilik rumah.</li>
 	<li>Tidak bisa mengubah interior rumah atau properti yang disewa tanpa persetujuan pemilik.</li>
 	<li>Biaya sewa yang dibayarkan tergantung tingkat inflasi. Artinya biaya sewa bisa meningkat setiap tahunnya.</li>
 	<li>Masa sewa bisa sewaktu-waktu berubah tergantung keinginan pemilik rumah.</li>
</ul>
<blockquote>
<h2>Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/miliki-rumah-pertamamu-dengan-5-strategi-berikut/">Miliki Rumah Pertamamu dengan 5 Strategi Berikut!&nbsp;</a></h2>
</blockquote>
&nbsp;
<h2>Keuntungan Membeli Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Memiliki properti berupa rumah merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan. Pasalnya, harga properti akan mengalami kenaikan harga setiap tahunnya.</li>
 	<li>Masa depan keluarga lebih terjamin karena rumah ini bisa diwariskan.</li>
 	<li>Apabila suatu hari membutuhkan modal besar untuk membuka usaha, rumah bisa dijadikan sebagai jaminan untuk pengajuan dana ke bank.</li>
</ul>
&nbsp;

Berikut kerugian yang perlu kamu pertimbangkan saat membeli rumah:
<h2>Kerugian Membeli Rumah</h2>
<ul>
 	<li>Nilai investasi untuk membeli rumah sangat besar. Jika salah memilih lokasi seperti tidak ramah transportasi dan banjir, maka harus siap-siap terjebak dalam waktu yang lama.</li>
 	<li>Biaya perawatan rumah juga besar. Tak hanya renovasi akibat rusak karena pemakaian, pembayaran pajak juga perlu diperhatikan ya.</li>
 	<li>Jika membeli dengan sistem kredit dan mengalami macet di tengah jalan oleh pihak properti, akan berisiko pada hilangnya uang yang selama ini telah dibayarkan.</li>
</ul>
&nbsp;

Nah itulah beberapa keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan saat membeli atau menyewa rumah. Pertimbangkan lagi dengan matang beberapa hal sebelum memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah ya!

Untung Rugi Beli Rumah VS Sewa Rumah

[caption id="attachment_975" align="alignnone" width="940"]<img class="wp-image-975 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/TMP_1_1_bb7c51737a.jpg" alt="Tips Miliki Rumah Idaman Segera" width="940" height="592" /> Menguatkan Masyarakat Muda Ibukota dalam Memiliki Rumah Tinggal[/caption]
 Jakarta, 29 Mei 2017 —<a href="https://amartha.com/mulai-investasi">Amartha</a>, perusahaan teknologi finansial penyedia layanan peer-to-peer untuk pengusaha mikro, mengadakan kolaborasi dengan UrbanIndo, situs jual-beli properti terlengkap di Indonesia, serta TMP Accounting, sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang akuntansi, pembukuan, pajak, dan bisnis. Kolaborasi ini berjudul My First Property, the Do’s and Don’ts -- berbentuk kelas edukatif untuk kaum muda, khususnya yang tinggal di Jakarta, agar memiliki kemampuan untuk menikmati rumah tinggal. 

Amartha, menginisiasi sebuah gerakan belajar bersama ini sejak Maret 2017 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan rutin sebulan sekali di hari Sabtu, diberi judul <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/aamartha-morning-coffee-session-tips-rencanakan-liburan-pintar/">A Morning Coffee Session </a>(AMCS). AMCS merupakan bentuk kontribusi pada masyarakat untuk menyediakan sarana diskusi dan tukar pikiran — terutama untuk kaum millennials, mengenai berbagai topik menarik yang berkaitan dengan pengaturan keuangan. 
“Tujuannya adalah agar anak muda Indonesia, khususnya yang tinggal di ibukota lebih melek finansial. Mungkin dulu di sekolah belajar akuntansi, bedanya, di AMCS ini ilmu keuangannya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari”, ungkap <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/andi-taufan-garuda-putra-si-penanam-benih-kebaikan-untuk-menuai-indonesia-sejahtera/">Andi Taufan Garuda Putra</a>, CEO Amartha.
 AMCS mengangkat topik yang berhubungan dengan isu keuangan pada anak muda. “Maret lalu kita ngebahas travelling. Anak muda kan suka tuh jalan, tapi harus tau trik nabungnya.” jelas Taufan. Saat ini total jumlah kaum Millenial di Indonesia, sekitar 118-an juta. Atau berarti 47,2% dari total populasi. 
Meningkatnya transaksi cashless, membuat millennial menjadi lebih mudah dalam membelanjakan uangnya karena mereka tidak merasa mengeluarkan uang secara fisik. Survey Manulife Investor Sentiment Index mengatakan 60 persen dari responden mengaku ingin dapat mengontrol pengeluaran dengan lebih baik, namun tidak memiliki peralatan atau tools yang memadai, sementara 53 persen responden mengaku menyesal tidak mempersiapkan perencanaan keuangannya sejak dini.
Acara yang diadakan selama satu jam ini, selalu mendatangkan pakar di bidangnya sesuai dengan topik yang diambil. Untuk kelas My First Property Amartha mengajak UrbanIndo dan TMP Accounting untuk menggali berbagai insight menarik seputar pemilihan kepemilikan properti, serta mengetahui trik pengelolaan keuangan yang baik untuk mendapatkan properti impian. 

Topik ini berangkat dari insight kaum <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/generasi-millennials/">millennials</a> yang cenderung memiliki banyak cita-cita, salah satunya untuk memiliki properti. Tak dipungkiri, properti memiliki demand cukup tinggi, namun dikutip dari Tempo.com, Menteri Keuangan-Sri Mulyani menyampaikan bahwa daya beli masyarakat terhadap properti, masih lemah. Sebanyak 40% masih membutuhkan subsidi dan 20% sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah. Ya, sebagai kaum muda, dengan segala upaya dan daya yang bisa dilakukan, biasanya topik keuangan masih sering menjadi batu sandungan. 

Menurut Reinhart Hermanus - VP of UrbanIndo Finance, adalah penting untuk mengenal sisi baik dan risiko dari kepemilikan properti. Bahwasanya benar, nilai jual properti selalu meningkat, tapi perlu diperhatikan pula hal-hal yang berkaitan dengan properti seperti biaya maintenance, pajak, dan sebagainya. Pada sesi ini dijabarkan pula fakta menarik seputar pertumbuhan properti, misalnya fakta pertumbuhan nilai properti yang dianggap stabil dalam satu tahun terakhir dan trend porperti di daerah Jabodetabek yang memiliki appetizing price, misalnya di daerah Jakarta Timur dan Bekasi yang memiliki harga tanah dibawah 10 Juta Rupiah.  

Kepemilikan Properti juga berkaitan erat dengan jenis KPR, sehingga ada baiknya sebagai customer, kita pandai-pandai memilih skema pembelian properti, serta mengambil KPR yang sesuai dengan portfolio risiko kita, apakah itu KPR konvensional, Syariah akad Murabahah, ataukah Syariah akad MMQ. 
Rama Soeparing - Marketing Director of TMP Accounting mengajak audiens untuk terlebih dahulu melihat goal jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian memeriksa kondisi kita saat ini, dari segi kebutuhan dan kondisi finansial. Setelah itu, baru putuskan properti mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Bisa saja pilihan kepemilikan apartment lebih cocok dari pada rumah, atau bahkan mungkin pilihan menyewa lebih bijaksana daripada langsung memiliki properti.
 Terlepas dari apapun goalnya, Rama memberikan tips rumusan 50-30-10-10 dalam pengaturan keuangan, yaitu dari 100% penghasilan, 50% harus disisihkan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk hutang, 10% pertama tabungan, dan 10% sisanya untuk dana darurat. Dengan disiplin menerapkan rumusan ini, niscaya cita-cita kita akan terpenuhi. 

Kesimpulannya, kepemilikan properti sangatlah mungkin bagi kaum millennials, tapi sangat esensial untuk mula-mula mengetahui goal yang ingin dicapai, dan membandingkannya dengan realita saat ini. Sehingga seseorang mampu mengatur strategi yang paling efektif untuk mencapai impiannya. 

Kelas AMCS terbuka untuk umum dan rutin diadakan satu kali setiap bulan, sering kali diadakan di pagi hari pada akhir pekan. Harapannya, terbentuk sebuah komunitas generasi muda yang tidak takut untuk bermimpi, mau berusaha, serta melek finansial—lebih bijak dalam mengatur dan mengambil keputusan dalam hal keuangan.

My First Property: Kolaborasi Amartha, Urbanindo, dan TMP Accounting

Tag: cara menabung untuk membeli rumah