small_bob-sadino.jpeg

thumbnail_bob-sadino.jpeg

bob-sadino.jpeg

Bob Sadino merupakan salah satu pengusaha inspiratif yang menjadi panutan bagi para pengusaha muda di Indonesia.




Bagaimana tidak? Bob Sadino adalah sosok <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mau-sukses-usaha-ini-kata-pengusaha-terkenal/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">pengusaha</a> yang tetap humble dalam berpakaian maupun dalam berbicara untuk menyebarkan semangat berwirausaha di kalangan anak muda. 



Seperti apa perjalanan hidup Bob Sadino hingga bisa menjadi panutan pengusaha muda dalam berbisnis? 




<h2>Anak Orang Berada</h2>



Bambang Mustari Sadino atau akrab di sapa Bob Sadino merupakan anak bungsu dari lima bersaudara yang lahir pada tanggal 9 Maret 1933 di Tanjung Karang, Lampung. Ia berasal dari latar belakang orangtua yang bisa dikatakan cukup hingga berlebih. 



Saat Bob berusia 19 tahun, berita duka menghampirinya. Berbekal dari warisan, Bob yang kala itu baru menyelesaikan jenjang SMA memutuskan untuk pergi dan menetap di Belanda.




Di sana, Bob muda menetap selama 9 tahun dengan beragam pekerjaan. Salah satunya adalah bekerja di Djakarta Lyod. 




Setelah bekerja dan menghasilkan banyak uang, Bob bertemu Soelami Soejoed, kekasihnya kala itu. Bob kemudian bertekad untuk <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/kesalahan-yang-sering-terjadi-dalam-urusan-finansial-rumah-tangga/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">menikah</a> dengan kekasihnya dan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. 



<h2>Memulai Lembaran Baru</h2>



Di Indonesia, Bob memiliki modal berupa dua mobil mewah yang ia kumpulkan dari hasil jerih payahnya selama di Belanda. Ia terpaksa menjual salah satunya untuk <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/untung-rugi-beli-rumah-vs-sewa-rumah-2/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">membeli rumah</a> di kawasan Kemang, Jakarta. 



Sisa mobil mewah satunya pun disewakan sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga di mana ia juga berperan sebagai supir. Bob hidup dengan damai.




Namun hidup tak selalu damai, bukan? Bob kemudian mendapati masalah. Mobil satu-satunya <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">sumber pendapatan</a> keluarga mengalami kecelakaan dan rusak parah. 



Kala itu Bob tidak memiliki <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/penting-ini-5-kunci-sukses-kumpulkan-dana-darurat/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">dana darurat</a>. Ia pun memikirkan cara agar mendapatkan penghasilan lain dengan menjadi kuli batu dengan penghasilan Rp100,-. Harga pangan yang terus melonjak membuat Bob sulit bertahan. Ia pun mengalami depresi yang cukup berat. 



<h2>Memulai Karir Sebagai Pengusaha Nyentrik</h2>



<figure class="wp-block-image size-full"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/pengusaha_bob_sadino_9cb0dac588.jpg" alt="" class="wp-image-18561"/><figcaption>Sumber Foto: Boombastis</figcaption></figure>



Sri Mulyono Herlambang bisa jadi salah satu orang yang berperan penting dalam karir Bob sebagai pengusaha. Di tengah depresi yang dihadapi, Sri Mulyono menyarankan Bob untuk memelihara ayam agar dapat melupakan sejenak kesulitan yang dialami. 



Berangkat dari situ lama kelamaan Bob melihat adanya peluang dari beternak ayam. Filosofi terkenalnya adalah ayam saja bisa bertahan hidup, apalagi manusia, pasti bisa lebih. Bob dan istri kemudian menjual telur hasil dari peternakan ayamnya di komplek perumahannya. 



Seiring berjalannya waktu, Bob Sadino terus mengembangkan bisnisnya. Dari telur ayam menjadi jual daging, lalu menjual sayur mayur, hingga makanan olahan siap santap. Ia pun kemudian mendirikan supermarket yang dikenal dengan nama Kem Chicks&nbsp;dengan target market warga negara asing. 



Di bidang makanan olahan, Bob mendirikan Kem Food, supermarket yang khusus menjuak olahan daging dan sosis. Bob juga mendirikan Kem Farm, supermarket dengan fokus penjualan sayur. Salah satu tujuan Bob mendiriman Kem Farm adalah agar dapat bekerjasama dengan para petani lokal. Menariknya, Bob jugalah yang mengenalkan sistem tanam hidpronik dengan produk andalan lobak, ubi, dan terong. 



Bob mengatakan, salah satu kunci sukses dalam berbisnis adalah selalu menerima dan mendengarkan keluhan serta masukan dari para pelanggan untuk diperbaiki. 



Selain itu, jika ingin sukses dalam berwirausaha, kuncinya adalah terjun langsung ke lapangan. "Kelemahan banyak orang adalah terlalu lama mengambil action karena mereka berpikir mengenai konsep dan hal lainnya.

Tag: bob sadino

Bob Sadino, Pengusaha Nyentrik Panutan Pengusaha Muda Indonesia