Socialpreneur? Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata ini? Simak penjelasan berikut ini.
Saat ini socialpreneur tengah mencuri perhatian publik, hal ini karena potensinya dalam mengurangi masalah sosial. Meliputi kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaan sosial, korban bencana, korban tindak kekerasan, serta Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Istilah social entrepreneurship berasal dari dua kata, yaitu social dan entrepreneur. Jadi, social entrepreneurship (atau socialpreneur) adalah kewirausahaan yang mempunyai ide dasar untuk menuntaskan masalah sosial secara berkelanjutan.
Masyarakat adalah rekan bisnis
Beberapa orang masih beranggapan model bisnis ini menempatkan masyarakat miskin sebagai objek usaha. Namun, menurut Hempri Suyatna, Dosen Ilmu Sosiatri Universitas Gadjah Mada, socialpreneur tidak menempatkan mitra binaan sebagai objek, justru menempatkan mereka sebagai rekan kerja.
Social engagement akan menjadi pengikat komitmen antara pengusaha dan masyarakat binaan. Adanya social engagement yang dibangun antara pengusaha (socialpreneur)dengan masyarakat (rekan kerja) menjadi penentu bagaimana sistem bisnis sosial itu berjalan.
Agar bisnis socialpreneur dapat terus berjalan, para pengusaha tetap mencari profit, namun economic value-nya tidak terlalu banyak, dampak yang paling dicari adalah social value. Hal ini juga dapat diartikan bahwa para socialprenuer tidak mencari keuntungan ekonomi semata. Namun lebih banyak untuk membangun keberlangsungan bisnis sosial ini. Terutama sektor kebutuhan produksi sesuai kesepakatan antara socialprenuer dengan mitra binaan.
Manfaat dan tantangan socialpreneur
Semakin meningkatnya jumlah socialpreneur di Indonesia berdampak sangat baik bagi pengentasan kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah socialpreneur akan membuka kesempatan kerja lebih luas sekaligus membangun iklim ketenagakerjaan yang kondusif.
Para pelaku sociopreneurship jugaharus bisa memahami permasalahan sosial dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan kemampuan kewirausahaan. Tujuannya untuk menciptakan peningkatan taraf hidup masyarakat terutama bidang kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dan ekonomi.
Tantangan socialpreneur di Indonesia adalah sulitnya membangun kontinuitas dalam berbisnis sosial, baik dari mitra kerja maupun pasar. Tantangan ini muncul mengingat iklim sosial Indonesia yang belum tertarik dengan dunia bisnis. Peran pemerintah juga sangat penting terkait implementasi social entrepreneurship ini.
Socialpreneur cocok untuk generasi milenial
Bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia pada beberapa tahun ke depan, seharusnya dapat dilihat sebagai target pasar tersendiri bagi para pengembang socialpreneur. Milenial dapat menjadikan bisnis socialpreneur sebagai salah satu peluang usaha yang bisa dirintis sejak sekarang.
Nah, kapan lagi bisa berbisnis sekaligus dapat membantu menyelesaikan permasalahan sosial Indonesia, kan?