icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Gaya Hidup / Mengenal Tradisi Unik Masyarakat Jawa yang Masih Dilakukan
icon-lang
icon-lang

Mengenal Tradisi Unik Masyarakat Jawa yang Masih Dilakukan

By Team Amartha Blog - 30 Aug 2022 - 3 min membaca

Sebagai penyandang gelar penduduk terbanyak di seluruh wilayah Indonesia, masyarakat Jawa memiliki tradisi dan budaya yang beragam. Hebatnya lagi, berbagai tradisi unik masyarakat Jawa tersebut masih kerap dilakukan hingga kini.

7 Tradisi Unik Masyarakat Jawa yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini

Apa sajakah tradisi-tradisi unik tersebut? berikut ulasannya. 

1. Tingkeban

Merupakan tradisi turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Tradisi yang dikenal dengan nama mitoni ini ditujukan bagi ibu hamil dengan usia kandungan 7 bulan. Ritual yang dilakukan berupa acara siraman dengan air bunga dan doa keselamatan bagi ibu dan calon bayi sampai hari persalinan tiba. 

2. Tedak Siten

Adat istiadat suku Jawa memang terkenal sangat beragam. Ada tradisi yang khusus daerah Jawa tertentu dan ada pula yang sama. Salah satunya adalah tradisi tedak siten atau upacara turun tanah yang bisa ditemukan baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. 

Merupakan upacara adat yang dilakukan dengan cara memasukkan bayi berusia 7 bulan yang baru belajar berjalan ke dalam sangkar ayam. Tujuannya adalah sebagai ungkapan rasa syukur orang tua atas kesehatan anaknya sekaligus mengenalkan anak pada tanah yang dipijak.  

3. Pernikahan Adat Jawa

Kamu mungkin sering melihat upacara pernikahan yang menggunakan adat Jawa dengan berbagai tahapan dan proses yang harus dilalui. Seperti, serah-serahan, midodareni, siraman, balangan suruh, upacara ngetik, temu manten, nyantri, ritual kacar-kucur, sungkeman, dan lain sebagainya.

4. Larung Sesaji

Tradisi unik masyarakat Jawa yang berikutnya adalah larung sesaji, merupakan tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir pantai. Tradisi ini adalah perwujudan rasa syukur atas keselamatan dan hasil tangkapan ikan yang diperoleh. Biasanya, tradisi larung sesaji ini dilakukan setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Suro dengan cara melarungkan sesajen berupa hewan yang disembelih. 

Baca Juga: 5 Sektor Bisnis Jawa Timur Yang Berkembang Pesat, Apa Saja? 

5. Upacara Kasada

Tradisi Jawa Timur yang masih dipertahankan hingga kini adalah upacara Kasada atau Sukasada. Merupakan hari raya adat bagi suku Tengger yang diadakan setiap hari ke-14 pada bulan Kasada. Menurut perhitungan kalender Jawa, Kasada adalah bulan kesepuluh namun berdasarkan kalender Tengger, upacara Kasada dilangsungkan pada bulan ke-12. 

Upacara ini dimaksudkan sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan juga para leluhur. Saat upacara berlangsung, warga suku Tengger akan melempar berbagai sesajen berupa hasil ternak, buah-buahan, sayuran, atau bahkan uang ke kawah Gunung Bromo. 

6. Brobosan

Tradisi Jawa Tengah yang masih sering dijumpai adalah tradisi Brobosan, merupakan salah satu adat yang terbilang cukup aneh bagi orang yang melihatnya. Pada tradisi ini mengharuskan kamu untuk menerobos melewati bagian bawah jenazah dari kerabat atau saudara yang meninggal. 

Jadi, jenazah tersebut nantinya akan diangkat menggunakan tandu atau peti mati dan harus diangkat tinggi. Kemudian, pihak keluarga yang ditinggalkan harus melewati bagian bawah jenazah tersebut. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan dan mengikhlaskan kepergiannya. 

7. Mubeng Beteng

Selain Kasada, ada satu lagi tradisi yang dilakukan pada malam 1 Suro yang dikenal dengan nama Mubeng Beteng atau tradisi Malam Satu Suro. Tradisi ini ada di daerah Yogyakarta dan dilakukan oleh warga dengan cara mengelilingi keraton atau benteng Yogyakarta. Tradisi ini merupakan simbol refleksi dan juga intropeksi diri. Pada saat melakukan Mubeng Beteng ini, kamu tidak boleh berbicara, makan, atau minum hingga selesai. 

 Itulah ketujuh tradisi unik masyarakat Jawa yang hingga saat ini masih terus dilestarikan. Tekad masyarakat Jawa dalam mempertahankan budaya tersebut bisa menjadi inspirasi buat kamu untuk mempertahankan kebiasaan baik lainnya yaitu menabung. Kamu bisa meningkatkan jumlah tabungan dengan cara ikut mendanai di Amartha. Selain mendapat imbal hasil mencapai 15% flat per tahun, kamu juga ikut serta dalam memberdayakan perempuan pengusaha mikro. Yuk, pertahankan kebiasaan baikmu dengan berinvestasi di Amartha hanya dengan modalin mulai dari Rp100 ribu aja.

Sekaligus membantu pengusaha mikro di Indonesia untuk mengembangkan usahanya dengan cara melakukan pendanaan di microfinance marketplace Amartha.

Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS

Artikel Terkait

Apa itu sustainability

Apa Itu Sustainability? Berikut Pengertian dan Contoh Penerapannya

Gaya Hidup
Biaya Hidup di Jakarta

Biaya Hidup di Jakarta Tahun 2024, Ini Rinciannya!

Gaya Hidup

10 Pekerjaan Wanita Karir yang Paling Banyak Diminati

Gaya Hidup

Menunda Pekerjaan: Berikut Cara Mengatasi Prokrastinasi

Gaya Hidup

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://access.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png