Virus Covid-19 atau yang juga akrab dikenal dengan nama virus Corona kini berkembang menjadi lebih cepat. Gejala terbaru ini disebut dengan nama Happy Hypoxia atau Silent Hypoxemia.
Apa maksudnya?
Hypoxemia adalah kurangnya kadar oksigen dalam darah yang menyebabkan terjadinya gangguan beserta keluhan pada organ tubuh lainnya. Sementara silent hypoxemia adalah kurangnya kadar oksigen dalam darah tetapi tidak diikuti gejala atau keluhan pada organ tubuh lain. Persentase saturasi oksigen pada orang sehat berada di angka 95 persen.
Selanjutnya pengertian dari hypoxia sendiri adalah kurangnya kadar oksigen di dalam jaringan darah dan umumnya memiliki gejala sementara happy hypoxia adalah kurangnya kadar oksigen dalam jaringan tetapi tidak memiliki gejala atau keluhan yang dirasakan pasien.
Baca Juga: Perjuangan Ibu-Ibu Mitra Amartha Selama Krisis Covid- 19
Happy Hypoxia pada Covid-19
Dr. Martin J. Tobin, profesor kedokteran paru sekaligus perawat kritis di Loyola University Medical Center dalam studinya mengatakan bahwa happy hypoxia sangat membingungkan dokter dan dianggap bertentangan dengan biologi dasar manusia.
Pasalnya, dalam studi yang dilakukannya, Tobin menemukan pasien yang justru terasa nyaman dan tidak terganggu sama sekali bahkan bisa beraktivitas normal. Padahal dalam tingkatan yang parah, kondisi ini dapat mengancam nyawa.
“Dalam beberapa kasus, pasien merasa nyaman dan menggunakan telepon di saat dokter hendak memasukkan selang pernapasan dan menghubungkan pasien ke ventilator mekanis, yang meski berpotensi menyelamatkan nyawa tapi tetap memiliki risiko tersendiri.” ujar Tobin.
Gejala Hypoxia
Melansir tirto.id, menurut buku Clinical Procedurs for Safer Patient Care, hipoksia ditandai dengan kecemasan, kebingungan, kegelisahan, yang jika tidak ditangani akan berkembang menjadi hopitensi.
Saat hipoksia memburuk maka tanda-tanda vital pada pasien juga menurun. Selanjutnya tanda akhir dari hipoksia adalah perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir, di mana vasokonstriksi pembuluh darah tepi atau penurunan hemoglobin menyebabkan sianosis. Dan sianosis paling mudah terlihat di sekitar bibir dan di mukosa mulut.
Berikut beberapa tanda hipoksia:
- Takipnea: peningkatan laju pernapasan merupakan indikasi gangguan pernapasan
- Sesak napas merupakan indikasi gangguan pernapasan
- Penggunaan otot aksesori: penggunaan otot leher atau interkostal saat bernapas merupakan gangguan pernapasan
- Bunyi napas yang terdengar, atau mengi dan berderak
- Penurunan tingkat saturasi oksigen: tingkat saturasi oksigen harus antara 92% dan 98% untuk orang dewasa tanpa penyakit pernapasan. Lebih rendah dari 92% dianggap hipoksia
- Lubang hidung melebar atau mengerucutkan bibir: pasien hipoksia mungkin bernapas dengan cara yang berbeda yang mungkin menandakan perlunya oksigen tambahan.
- Warna kulit menjadi kebiruan atau abu-abu
- Pasien dengan gangguan pernapasan akan duduk atau membungkuk dengan mengistirahatkan lengan di atas kaki untuk meningkatkan ekspansi paru. Pasien yang mengalami hipoksia mungkin tidak dapat berbaring di tempat tidur
- Pasien dengan gangguan pernapasan mungkin tidak dapat berbicara dalam kalimat lengkap atau perlu mengatur napas di antara kalimat
- Perubahan status mental atau kehilangan kesadaran
- Kegelisahan atau kecemasan.
Nah itulah sedikit informasi yang dikenal dengan nama Happy Hypoxia. Virus Corona masih ada. Tetap jaga kesehatan dan rajin cuci tangan serta selalu gunakan masker dengan benar ya! Karena kesehatan kamu adalah kesehatan kita semua.

