Pada tanggal 3 September 2022 lalu, Pemerintah akhirnya mengumumkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar mengalami kenaikan.
Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Di mana, harga BBM jenis Pertalite yang semula sebesar Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter. Sementara harga BBM jenis solar yang saat ini sebesar Rp 5.150 per liter, naik menjadi Rp 6.800 per liter.
Kenaikan harga BBM diyakini menimbulkan dampak bagi perekonomian Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah lima dampak kenaikan harga BBM bagi ekonomi Indonesia:
1. Tingkat Inflasi Bisa Mencapai Titik Tertinggi 6%
Dengan adanya kenaikan harga BBM, Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, inflasi pada akhir tahun ini akan mencapai titik tertinggi. Bahkan, peningkatan inflasi tidak akan berhenti sampai setidaknya paruh pertama tahun 2023. Akhir tahun 2022 inflasi umum bisa ke 6,1% YoY. Kemudian inflasi aka terus meningkat dan puncaknya pada kuartal II-2022, kami perkirakan inflasi bisa mencapai 7,4% YoY.
Tak hanya inflasi umum yang melejit, Faiz pun memperkirakan inflasi inti pada tahun 2022 akan berada di level 4,6% – 5% YoY. Dengan peningkatan inflasi inti ini, ia memperkirakan BI bakal lebih agresif dalam meningkatkan suku bunga acuannya. Setelah pada pertemuan pada bulan lalu BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).
2. Suku Bunga Acuan Semakin Tinggi
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, peningkatan harga BBM ini berpotensi meningkatnya inflasi yang kemudian juga mendorong BI (Bank Indonesia) untuk menaikkan suku bunga acuan yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal.
Kepala Ekonom Bahan Sekuritas Satria Sambijantoro memperkirakan BI akan melakukan penyesuaian suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,25% pada September dan menaikkan kembali 25 bps pada Oktober atau maksimal 100 basis poin (bps) ke 4,75% pada sisa tahun 2022.
Lebih jauh lagi, dia melihat kenaikan inflasi yang berlanjut ke semester pertama tahun 2023 juga akan membuka peluang BI untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan pada awal tahun depan.
Baca Juga: Kenapa Harga BBM Naik 2022 dan Apa Saja Penyebabnya?
3. Kenaikan Sejumlah Harga Barang dan Jasa
Selain inflasi, naiknya harga BBM memang berdampak besar pada kehidupan masyarakat termasuk mempengaruhi naiknya harga bahan pokok di pasaran berdasarkan biaya logistik yang dibutuhkan.
Efek kenaikan harga BBM ini juga berisiko menyebabkan stagflasi, sebagai rambatan efek dari kenaikan berbagai harga, bahkan dikhawatirkan terjadinya PHK besar-besaran akan kembali lagi.
Menurut Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mengatakan jika ekonomi 40 persen kelompok rumah tangga terbawah dikhawatirkan akan semakin berat. Ditambah lagi, 64 juta UMKM bergantung pada BBM subsidi.
4. Pengaruh Pada Pasar Saham
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, dengan kebijakan naiknya harga beberapa jenis BBM yang digunakan masyarakat akan berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok serta berpotensi menekan harga saham di pekan depan karena inflasi diperkirakan akan naik.
Sementara itu, Trimegah Sekuritas memperkirakan IHSG bakal tumbuh dan bertahan di level 7.100 pada akhir tahun ini. Sementara itu pada 2023 IHSG akan mencapai 7.500. Trimegah juga menyarankan investor memperhatikan saham-saham tertentu secara spesifik saat ini.
5. Tarif angkutan darat bisa naik 15%
Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono mengatakan, sebagai imbas penyesuaian harga BBM, maka tarif angkutan darat dapat naik bervariasi antara 5% sampai 15% bergantung jenis angkutannya.
Dia menilai, sebagian jenis angkutan yang tidak diatur pemerintah dapat langsung melakukan penyesuaian tarif. Namun, jenis angkutan yang masih diatur pemerintah tentu harus sigap berkoordinasi agar ada perubahan tarif pada jenis angkutan tersebut.
Sementara, kementerian Perhubungan merilis tarif baru ojek online (ojol) yang berlaku 3 hari ke depan atau per 10 September 2022. Salah satu perbedaannya adalah aturan soal biaya jasa aplikasi. Di aturan sebelumnya ditetapkan maksimal 20%, namun dalam aturan baru ini maksimal hanya 15%.
Sambil mengantisipasi kenaikan BBM, kamu juga bisa sambil berinvestasi dengan cara mendanai di Amartha. Disini, kamu bisa mendapat imbal hasil mencapai 15% flat per tahun, cuma dengan modalin mulai dari Rp100.000 aja.
Yuk, ikut mendanai di Amartha sekarang.
Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS