Mengenal Crowdfunding, Alternatif Modal Usaha untuk UMKM

1
1259

Ketika ingin merintis sebuah bisnis, modal adalah salah satu komponen penting selain ide-ide kreatif dan inovatif. Pasalnya, tanpa modal yang cukup, sebuah bisnis tidak akan bisa berjalan dengan baik. Karena itu, mengajukan pinjaman modal usaha adalah salah satu cara terbaik yang perlu dilakukan untuk merintis bisnis.

Saat ini, ada banyak alternatif pendanaan untuk mengajukan pinjaman modal usaha selain lewat bank, salah satunya adalah lewat crowdfunding.

Lantas, apa sih sebenarnya crowdfunding itu? Berikut penjelasannya!

Definisi Crowdfunding

Crowdfunding atau urun dana adalah suatu metode dalam menghasilkan modal dengan cara penggalangan dana untuk suatu kegiatan bisnis melalui sebuah website khusus. Crowfunding terdiri dari tiga komponen penggerak, yaitu pemilik proyek, lembaga atau operator crowdfunding (website online atau media sosial), dan donatur.

Crowdfunding dalam pembiayaan suatu bisnis biasanya memiliki batas waktu yang telah ditentukan. Pada umumnya, dalam hitungan minggu atau bulan, dan berusaha untuk memenuhi target pendanaan sebelum batas akhir waktu.

Crowdfunding juga dikenal dengan istilah crowd financing, equity crowdfunding, atau crowd sourced fundraising. Semua istilah tersebut mengarah kepada aktivitas urun dana, yaitu meminta bantuan dari kerumunan orang (crowd) untuk melakukan pendanaan untuk kebutuhan tertentu (proyek profit atau non-profit), bisa dengan imbalan (rewards) atau tanpa imbalan tertentu yang umumnya dilakukan secara online.

Investasi Sistem Equity Crowdfunding, Untung atau Rugi?

Istilah crowdfunding terdiri dari dua kata yakni crowd dan funding. Crowd memiliki arti keramaian atau kerumunan. Sedangkan funding berarti pembiayaan atau pendanaan.

Karena itu, crowdfunding dapat diartikan sebagai pendanaan oleh sekelompok orang atau juga merupakan bentuk inisiatif dari individu/tim/organisasi/entitas untuk melakukan pengumpulan dana demi mewujudkan suatu proyek.

Adapun, crowdfunding memiliki ciri khas yaitu melakukan pengumpulan dana dari jumlah yang sangat kecil hingga jumlah sedang demi sebuah kepentingan yang biasanya mampu menarik perhatian banyak orang.

Inspirasi munculnya crowdfunding berasal dari konsep crowdsourcing yang telah muncul terlebih dahulu. Namun demikian, terdapat satu perbedaan mendasar antara crowdsourcing dengan crowdfunding meskipun keduanya sama-sama memanfaatkan media sosial dan internet sebagai perantara ke masyarakat luas.

Perbedaan crowdsourcing dengan crowdfunding terkait peran donatur terhadap suatu proyek atau bisnis. Crowdsourcing mengharapkan para donatur terlibat lebih dalam proyek atau bisnis yang dibantunya, dengan cara memberikan umpan balik berbentuk ide dan saran untuk keberlangsungannya. Sedangkan Crowdfunding hanya memanfaatkan para donatur untuk mengumpulkan dana demi terlaksananya suatu proyek atau bisnis.

Cara Kerja Crowdfunding

Komponen penting dari sebuah crowdfunding adalah website dan pemilik modal. Sebuah bisnis yang mau dijalankan nantinya didaftarkan ke dalam sebuah website terlebih dulu.

Setiap orang yang tertarik dengan bisnis tersebut dan setuju dengan syarat dan ketentuan yang dilampirkan bisa langsung menanamkan modal di sana. Tunggu beberapa hari sampai kerjasama diproses, maka dana dari pemilik modal pun akan cair ke rekening si pelaku usaha.

Meski begitu, kamu juga bisa mengoptimalkannya dengan 3 cara berikut:

1. Buat Proposal Usaha Secara Menarik

Cara pertama adalah menyiapkan proposal usaha yang menarik, interaktif, dan informatif. Proposal yang diajukan sebaiknya berisi tentang informasi detail mengenai prospek bisnis ke depannya. Mulai dari jenis bisnis, proses manajemen, proses pemasaran, dan tujuan utama dari bisnis yang dijalankan. Sajikan informasi tersebut secara detail dan lengkap melalui teks atau tulisan, gambar, maupun video.

2. Daftarkan Bisnismu Ke Platform Crowdfunding

Proposal yang sudah selesai bisa langsung didaftarkan ke salah satu situs crowdfunding yang ada di Indonesia. Pilihlah sekiranya situs crowdfunding yang terpercaya dan sudah terkenal karena di situs itulah para pemilik modal biasanya berkumpul.

Hai UMKM, Apa Unique Selling Point Produk Kamu?

3. Pantau Perkembangan dari Proposal Usaha yang Diajukan

Sesudah memilih platform crowdfunding, unggah proposal usaha yang sudah dibuat dan setelah mengunggahnya jangan lupa untuk terus memantau perkembangan dari proses funding tersebut. Apabila ada pertanyaan yang diajukan pemilik modal terkait bisnismu, kamu dapat memberikan jawaban yang singkat padat dan jelas. Hal ini agar para pemilik modal tertarik dan yakin untuk menanamkan modalnya pada bisnis milikmu.

Seperti alternatif pembiayaan lainnya, crowdfunding juga tidak lepas dari berbagai macam resiko. Jadi, tidak mengherankan jika sebuah penggalangan dana tidak berhasil dalam mencapai jumlah targetnya, maka dana yang telah didapat akan dikembalikan.

Beberapa situs web crowdfunding juga masih memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan semua uang yang dihasilkan meskipun gagal mencapai tujuan mereka, walau seringkali dengan biaya tambahan.

Jika penggalangan dana berhasil, perusahaan, organisasi, atau individu menerima jumlah total uang yang terkumpul akan dikurangi dengan biaya pemrosesan. Sebagai contoh, Kickstarter mengenakan biaya 5 persen untuk hosting pengumpulan dana di samping biaya kecil lainnya untuk pemrosesan pembayaran. Pembayaran ini hanya diperlukan untuk proyek-proyek crowdfunding yang sukses dan tidak akan dibebankan kepada siapa pun yang tidak mencapai jumlah tujuan mereka.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here