Are We Gender Based or Meritocracy Based in Assessing Others?

1
89

“Kesetaraan gender di tempat kerja bukan berarti 50% karyawan harus perempuan.” ujar Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha dalam diskusi yang digelar oleh I&D Talks dengan tema Are We Gender Based or Meritocracy Based in Assessing Others? Pada hari Jumat (18/6) lalu bersama Maya Juwita, Executive Director IBCWE.

Aria Widyanto dalam presentasinya memaparkan empat elemen yang dapat diterapkan untuk menciptakan kesetaraan gender, yaitu sikap saling menghormati, kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, kebijakan yang tidak mendiskriminasi dan zona aman. 

“Secara bisnis dan korporasi, Amartha sudah fokus pada pemberdayaan perempuan dan action yang sudah kita lakukan yaitu tone from the top, lead by examples, enforce policy do’s and don’ts, mengajak dan memberikan ruang untuk pada perempuan dalam diskusi mengenai kemajuan bisnis, dan menciptakan kesempatan kepada perempuan dalam hal upah dan promosi dengan prinsip kesetaraan.” tutur Aria.

Maya Juwita memaparkan 2 faktor penting mengenai penyebab kesenjangan gender di dunia kerja. Pertama, kultur atau sosial di mana didalamnya berupa budaya patriarki, tuntutan mengasuh anak dan mengurus keluarga, pola asuh terhadap anak perempuan, ekspektasi sosial untuk masuk atau tidak masuk ke dunia kerja. Kedua, faktor institusional seperti tingkat pendidikan, pengalaman kerja, diskriminasi atau eksklusivitas di bidang kerja tertentu, stigma bahwa perempuan lebih tidak produktif. 

Maka dari itu, diperlukan keragaman dalam organisasi untuk menciptakan kesetaraan gender di Indonesia. “Keragaman (dalam organisasi) mencakup semua perbedaan antara manusia dalam cara mereka mengidentifikasi diri terkait dengan identitas sosial dan identitas profesional.” kata Maya.

Adapun yang dimaksud dengan identitas sosial berupa identitas dan ekspresi gender, usia, tanggung jawab pengasuhan, latar belakang budaya, etnis atau suku, disabilitas, preferensi seksual dan latar belakang sosial ekonomi. Sementara identitas profesional yang dimaksud adalah profesi, pendidikan, pengalaman kerja, dan peran organisasi. 

Dengan adanya partisipasi perempuan pada dunia kerja akan menghadirkan keberagaman gender yang berdampak pada kemajuan bisnis.

Goldman Sachs Report 2020 menunjukkan 43% dana yang dikelola perempuan -didefinisikan 1/3 dari posisi manajer portofolio dipegang oleh perempuan- telah mengungguli tolok ukur mereka tahun ini, dibandingkan dengan hanya 41% yang dikelola oleh laki-laki.

Sementara McKinsey dan Company: Diversity Wins Report 2020 menyebutkan bahwa perusahaan yang dewan direksinya berada di kuartil teratas dalam keragaman gender memiliki kemungkinan 28% lebih besar daripada rekan-rekan mereka untuk mengungguli secara finansial. 

1 COMMENT

  1. Sometimes a linkage to gender is necessary, but I’m not sure it is in your case, because the possibility of equal rights for everyone is not just about the woman, but also about the man. I believe that one day the world will erase the boundaries between ‘he’ and ‘she’, but in the meantime I will support this position.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here