small_begini-cara-mengatur-uang-200-ribu-seminggu.jpeg

thumbnail_begini-cara-mengatur-uang-200-ribu-seminggu.jpeg

begini-cara-mengatur-uang-200-ribu-seminggu.jpeg

Mempunyai gaji bulanan dengan jumlah besar tentu menjadi impian setiap orang, lebih-lebih semakin lama kebutuhan menjadi semakin meningkat. Sedangkan, pendapatan tidak bertambah sesuai dengan yang diinginkan.&nbsp;Sebenarnya, besar kecilnya gaji tidak menjamin kebahagiaan, persoalan utama adalah bagaimana kamu dapat mengelola keuangan dengan sebaik mungkin, termasuk ketika harus mengatur uang 200 ribu seminggu. Lantas, bagaimana cara mengatur uang 200 ribu seminggu?&nbsp;Bagi yang memiliki gaji kecil, pasti akan sulit menyimpan uang untuk sejumlah hal seperti dana darurat, dana pensiun, biaya kuliah dan lainnya. Bahkan, tidak jarang sudah kehabisan uang padahal belum akhir bulan. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena mereka tidak mengelola gaji dengan baik untuk memenuhi kebutuhan.<h2>Cara Mengatur Uang 200 Ribu Seminggu</h2>Setiap keluarga tentu mempunyai rencana masa depan seperti memiliki mobil dan rumah sendiri, liburan sampai dana pensiun. Rencana tersebut membutuhkan dana yang banyak sedangkan mencari tambahan dana bukan sebuah hal yang mudah. Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mengatur uang 200 ribu dalam seminggu, antara lain:<h3>1. Membuat Daftar Menu Makanan</h3>Cara hemat pertama yang dapat dilakukan adalah membuat daftar menu makan. Anda dapat membuat daftar menu makanan yang akan dimasak setiap hari selama satu minggu. Hal tersebut dilakukan agar bisa mencegah kebingungan saat sampai di tukang sayur.&nbsp;Biasanya, saat bingung ingin masak menu apa, akhirnya membeli banyak sayur yang tidak terlintas di benak. Jika berbelanja dengan dadakan, potensi membeli bahan yang tidak dibutuhkan akan menjadi semakin besar.&nbsp;Anda bisa membuat menu makanan sederhana contohnya seperti tumis kangkung dan tempe goreng, sayur asem dan ayam goreng, sayur sop tetelan dan tahu goreng, sayur bayam dan jamur crispy, soto ceker dan perkedel kentang, sayur bening tauge dan ikan kembung goreng.&nbsp;<h3>2. Belanja di Pasar atau Tukang Sayur</h3>Cara atur uang yang lainnya adalah dengan berbelanja di pasar. Dengan berbelanja di pasar tradisional atau tukang sayur, kamu bisa membeli bahan sesuai dengan budget. Contohnya sayur sop dengan harga 5000 saja.&nbsp;Nantinya penjual akan membuatkan paket sayur sop dengan harga tersebut. Begitu juga dengan berbelanja berbagai bumbu. Jika kamu langganan, kamu bahkan bisa diberi diskon. Beda dengan belanja di supermarket, harganya lebih mahal dan tidak bisa meminta paket sayur sesuai anggaran.&nbsp;Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/9-cara-cerdas-mengatur-keuangan-pribadi-dengan-gaji-kecil/">9 Cara Cerdas Mengatur Keuangan Pribadi dengan Gaji Kecil</a>&nbsp;<h3>3. Rencanakan Belanja Mingguan dengan Matang</h3>Cara atur uang 200 ribu lainnya adalah dengan merencanakan belanja bulanan. Pemborosan biasanya terjadi saat menggunakan uang hanya untuk mengikuti keinginan, padahal keinginan tersebut bukan merupakan kebutuhan.&nbsp;Untuk mengatur anggaran yang kecil, kamu bisa membuat rencana belanja mingguan. Belanjakan uang yang sesuai dengan susunan rencana. Namun, hindari menggunakan uang lebih dari anggaran yang sudah kamu susun, karena uang yang tersisa bisa digunakan untuk kebutuhan lain.&nbsp;<h3>4. Kurangi Menggunakan Kendaraan Bermotor</h3>Cara mengatur uang 200 ribu seminggu bisa dilakukan dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki saat pergi bekerja dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor. Selain menghemat BBM, Anda juga bisa lebih sehat.&nbsp;<h3>5. Kurangi Kebiasaan Pesan Makan Online</h3>Kamu bisa mengurangi kebiasaan memesan makanan secara online. Sesekali pesan makanan secara online memang tidak menjadi masalah, tetapi jika hal ini menjadi kebiasaan, tentu akan menghabiskan anggaran dengan cepat. Patuhi menu yang sudah kamu susun sebelumnya.&nbsp;Bila sudah berhasil menghemat anggaran, dan mempraktekkan cara mengatur uang 200 ribu seminggu di atas, jangan lupa untuk mengalihkannya ke investasi ya. Sebagai pemula, kamu bisa mulai investasi dari Rp 100.000 aja di microfinance marketplace Amartha. Selain aman karena sudah berizin dan diawasi oleh OJK, kamu juga akan memperoleh imbal hasil hingga mencapai 15% flat per tahun, lho!Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a> Download aplikasi Amartha di&nbsp;<a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a><a href="https://amartha.com/id_ID/">Ayo Modalin</a>

Begini Cara Mengatur Uang 200 Ribu Seminggu

large_building-financial-resilience-during-uncertain-times.png

medium_building-financial-resilience-during-uncertain-times.png

small_building-financial-resilience-during-uncertain-times.png

thumbnail_building-financial-resilience-during-uncertain-times.png

building-financial-resilience-during-uncertain-times.png

Perubahan drastis yang terjadi di masa pandemi amat mempengaruhi sisi-sisi kehidupan masyarakat Indonesia, terutama dampak ketidakpastian ekonomi yang tidak dapat dihindari terhadap keuangan pribadi.



Oleh sebab itu, strategi yang tepat untuk mengatur keuangan di masa pandemi ini menjadi sangat penting. Kita seolah terdorong untuk harus memiliki kebiasaan baru dalam mengatur keuangan lebih baik daripada sebelumnya.



<h2>Jangan malu untuk berhemat</h2>



Co-Founder <a href="https://lifepal.co.id/asuransi/kesehatan/">Lifepal.co.id</a> Benny Fajarai mengatakan, hal paling penting yang termasuk dalam kebiasaan baru tersebut adalah lebih berhemat dalam banyak hal.



“Yang paling penting adalah jangan pernah malu untuk berhemat. Ketika memang pemasukan kita berkurang, kita harus berhemat di banyak hal untuk tetap menjaga tujuan keuangan kita. Justru momen ini bagus bagi kita untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih hemat,” ujar Benny dalam bincang-bincang finansial dengan Amartha yang bertema Building Financial Resilience during Uncertain Times.



Berhemat hanyalah satu dari sekian banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk membentuk kebiasaan mengatur keuangan. Benny mengatakan, hal mendasar dan utama yang harus dipahami adalah bahwa setiap orang mempunyai tujuan keuangan dalam hidupnya.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/ini-daftar-kebiasaan-yang-bikin-kamu-merdeka-finansial/">Ini Daftar Kebiasaan yang Bikin Kamu Merdeka Finansial</a>



“Setiap orang pasti memiliki tujuan tujuan keuangan di dalam hidupnya, seperti ingin punya rumah, ingin jalan jalan ke eropa. Tapi seringkali banyak yang belum mengerti, gimana ya cara untuk mencapai tujuan tujuan keuangan tersebut. Penting bagi kita mengetahui apa tujuan keuangan kita, berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu, sehingga dapat kita raih sesuai dengan apa yang sudah kita perhitungkan sebelumnya,” terang Benny.



Menurut Benny, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk dapat mengatur keuangan dengan tepat. Yang pertama adalah membuat anggaran, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan cermat.



“Dengan kita mencatat pemasukan dan pengeluaran kita, sama saja kita telah mengetahui cash flow keuangan kita. Dengan mempunyai laporan cash flow, kita bisa tau sebenernya tiap bulan posisi keuangan kamu minus atau positif, dan jika positif kamu bisa nabung berapa tiap bulan. Dengan adanya laporan cash flow kita bisa mengetahui dan menganalisa lebih jauh mengenai pengeluaran kamu,” ujarnya.



Langkah kedua, sambung Benny, adalah menentukan tujuan keuangan, atau untuk apa uang kita akan digunakan kelak. Langkah ketiga adalah menentukan tujuan keuangan mana yang ingin dicapai lebih dahulu.



“Kalian tinggal tentukan mana dari tujuan keuangan tersebut yang paling prioritas dan berapa dana yang kalian siapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Misal 1 juta rupiah untuk tujuan 1, dan 2 juta untuk tujuan 2. Nah jadi kita tahu per bulan kita perlu menyisihkan sebesar 3 juta untuk mencapai tujuan keuangan tersebut,” terang Benny.



<h2>Tinggalkan sifat konsumtif</h2>



Sifat konsumtif memang sulit dihilangkan, bahkan di masa pandemi seperti sekarang ini, namun bukan berarti mustahil. Benny mengatakan, motivasi untuk mencapai tujuan keuangan bisa membantu kita menghilangkan kebiasaan konsumtif tersebut.



“Di masa pandemi ini, kita bisa melakukan pemotongan pengeluaran seperti pada pos liburan, gym yang jarang dipakai, beli barang saat diskon, hemat listrik dan air,” tutur Benny. 



Bersamaan dengan melakukan langkah mengatur keuangan di atas, ketahui pula beberapa indikator yang bisa kita perhatikan untuk mengetahui seberapa sehat keuangan kita, seperti berikut:



<ol><li>Dana Darurat - Menunjukkan bulan dapat bertahan setelah kehilangan pekerjaan. Biasanya dana darurat 3-6 bulan.&nbsp;</li><li>Rasio Menabung / Saving Ratio - Menunjukkan porsi penghasilan yang dialokasikan khusus untuk menabung. Biasanya ≥ 10%.&nbsp;</li><li>Rasio Pelunasan Utang / Debt Service Ratio - Menunjukkan porsi penghasilan yang dipakai untuk membayar utang. Rasio tersebut jangan melebihi ≤ 35% dari penghasilan kita.</li><li>Rasio Hutang / Debt to Asset Ratio - Menunjukkan berapa banyak aset yang merupakan utang. Utang harus ≤ 50% dari total aset.</li><li>Rasio Aset Lancar / Liquid Asset to Net Worth Ratio - Menunjukkan bagian total dari kekayaan bersih yang merupakan aset likuid atau aset lancar. Biasanya komposisi aset lancar disiapkan di angka 10-15% saja.</li><li>Rasio Investasi / Investment Asset to Net Worth Ratio - Menunjukkan bagian total dari kekayaan bersih yang diakumulasikan untuk diinvestasikan biasanya ≥ 50%.&nbsp;</li><li>Rasio Kebutuhan Sekunder Terhadap Pemasukan - Menunjukkan besarnya pengeluaran sekunder terhadap pemasukan, Biasanya harus ≤ 30%.</li><li>Memiliki <a href="https://lifepal.co.id/asuransi/kesehatan/">Asuransi Kesehatan </a>atau Jiwa - Untuk melindungi risiko finansial, penting untuk memiliki asuransi yang tepat guna, sehingga tujuan finansial tidak terganggu oleh keadaan darurat.</li></ol>



<h2>Giat tambah penghasilan di masa yang serba tidak pasti</h2>



Cara mengatur keuangan dengan cermat sudah, berhemat juga sudah, lebih lanjut Benny memberikan tips soal bagaimana menambah penghasilan di masa pandemi ini. Menurutnya, ada dua jenis penghasilan tambahan yang bisa kita upayakan.



“Active Income, kita harus meluangkan waktu, tenaga, dan dedikasi untuk menghasilkan sesuatu secara aktif. Kita bisa cari pekerjaan sampingan atau menggunakan weekend kita untuk freelance seperti memberikan jasa baik itu memberikan nasehat hukum, desain, menulis, dan lain sebagainya. Atau kita bisa mencari ide bisnis baru, seperti pada saat pandemi seperti ini sebenarnya banyak kesempatan yang dapat dieksplor,” terangnya.



Yang kedua adalah passive income, di mana kita membiarkan “uang nganggur” yang kita miliki untuk dapat menjadi berlipat ganda.



“Passive Income, biarkan uang mencari uang. Jika punya idle money, kita bisa menginvestasikan uang tersebut seperti di deposito, obligasi negara, saham, maupun <a href="https://amartha.com/id_ID">P2P Lending</a>. Untuk mengatasi resiko investasi, kita bisa melakukan diversifikasi investasi agar aman di dalam berinvestasi,” sebutnya.

Building Financial Resilience during Uncertain Times

[caption id="attachment_1178" align="alignnone" width="940"]<img class="size-full wp-image-1178" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Blog14sept_a335d92e4c.jpg" alt="Kelola Dana Anda untuk Siapkan Pernikahan Idaman" width="940" height="592" /> Kelola Dana Anda untuk Siapkan Pernikahan Idaman[/caption]
Setelah menghadiri banyak pernikahan sebagai tamu, kini saatnya kamu yang berdiri di pelaminan dan menyambut para tamu! Tapi dulu belum terbayang ribetnya mengatur ini itu untuk perayaan sakral ini. Harus mulai dari mana dan apa yang harus dikerjakan?
Sebelum kamu panik dan terjun langsung untuk mencari vendor dan juga mempersiapkan pernikahan, mari duduk tenang, mengatur nafas dan mari melakukan hal pertama yang terpenting : menentukan budget pernikahan. Menentukan budget pernikahan inilah yang berfungsi untuk membatasimu agar tidak over budget, dan membantumu serta pasangan untuk melihat apa saja yang perlu.
Kali ini, kami mendapat insight yang menarik dari <a href="http://thebridedept.com/">thebridedept.com</a> - situs yang didedikasikan khusus untuk membantu para calon pengantin dalam menemukan inspirasi pernikahannya ini merangkum 5 hal yang harus dihindari dalam mengatur keuangan sebelum pernikahan.
Ini dia selengkapnya!

<ol style="text-align: justify;">
 	<li style="text-align: justify;"> Kurang realistis</li>
</ol>
Tentu setiap orang menginginkan pernikahan yang sempurna sesuai dengan imajinasi dan juga harapannya. Namun, kembali lagi, apakah tabunganmu sudah cukup untuk mewujudkan itu semua? Hal pertama yang perlu kamu pegang teguh adalah pernikahan yang sempurna tidak perlu mewah, yang penting diisi oleh orang-orang penting dalam hidupmu. Sederhana juga bisa mengesankan, lho!

<ol style="text-align: justify;" start="2">
 	<li> Komunikasi tidak lancar dengan vendor</li>
</ol>
Malu atau enggan untuk cerewet dengan vendor adalah musuh saat mempersiapkan pernikahan. Kamu menginginkan dekorasi dengan bunga plastik namun sang vendor menawarkan bahwa bunga asli akan jauh lebih cantik yang kamu setujui tanpa mempertanyakan kembali tambahan harga yang harus kamu bayar. Hal-hal kecil tersebutlah yang akan mengarahkan kamu kepada over budget saat pernikahan. Untuk itu, pastikan untuk menanyakan detail setiap dekorasi dan persiapan pernikahanmu. The Bride Dept juga menyarankan agar kamu menanyakan jelas mengenai termpembayaran agar kamu bisa mengatur cashflow kamu.

<ol style="text-align: justify;" start="3">
 	<li> Terlalu menuntut diri sendiri</li>
</ol>
Katering 600 rasanya sudah cukup untuk 300 undangan, namun karena kamu khawatir akan tamu yang tidak puas atau kurangnya makanan di pernikahanmu, kamu memutuskan untuk memesan katering untuk 700 porsi. Penambahan tersebut memang terlihat kecil, namun jika kamu mengaplikasikan hal yang sama untuk dekorasi bunga yang ingin lebih banyak, bahan taplak meja yang ingin lebih tebal daripada perjanjian, pasti budget yang kamu keluarkan lebih besar daripada persiapan sebelumnya.  Tenang, everything’s going to be okay!

<ol style="text-align: justify;" start="4">
 	<li> Kurangnya survey</li>
</ol>
Vendor yang kamu rasa murah mungkin masih kalah murah dan terjangkau dibandingkan yang digunakan oleh temanmu sebelumnya. Dalam mempersiapkan pernikahan, riset akan sangat membutuhkan waktu. Namun waktu yang kamu gunakan untuk riset itulah yang akan membuahkan hasil yang lebih maksimal, mulai dari kualitas dan juga harga. Jadi, sebelum kamu memutuskan, pastikan kamu sudah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari rekanmu yang sudah berpengalaman sebelumnya.
<ol style="text-align: justify;" start="4">
 	<li>Kurang menabung</li>
</ol>
Perihal pernikahan ini bukanlah seperti membeli sepatu yang bisa kamu putuskan dalam satu malam. Setelah kamu cocok dengan pasangan dan memutuskan untuk masuk dalam persiapan pernikahan, sebaiknya kamu sudah punya tabungan bahkan aliran investasi sehingga tidak memberatkan kantongmu dan pasangan ketika melangsungkan pesta.Hal ini berlaku juga untuk kamu yang belum memiliki calon pendamping ya :p! Tidak ada salahnya kok mulai melakukan investasi sedari dini. Carilah jenis Investasi yang aman dan dengan return yang menarik, dan jika memungkinkan, bisa diambil kapan saja sehingga tidak mengganggu rencana pernikahan kamu.Hal ini pasti akan membantumu untuk lebih siap dalam hal finansial.
Pelajari selengkapnya di <a href="https://amartha.com/blog/7-alasan-mengapa-anda-harus-berinvestasi-di-amartha/">sini</a> ya!

Yuk hindari over budget, and let's make that dream wedding happen!

5 Kesalahan Terbesar Saat Menyusun Budget Pernikahan

Tag: mengatur keuangan